Pilih Kabar Baik, Bukan Kabar Buruk

Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan Hari Minggu Biasa ke-13

27 Juni 2021.

Bacaan pertama dibawakan oleh Fransikus Xaverius Yong Hymfo dan bacaan kedua dibawakan oleh Sianne Juvita Hendrawan, dari Gereja St. Yohanes Bosco, Paroki Danau Sunter, Keuskupan Agung Jakarta, bacaan Injil dan renungan dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari Provinsialat SDB di Jakarta, Indonesia

Kebijaksanaan 1: 13-15; 2: 23-24; Mazmur tg 30: 2.4.5-6.11.12a.13b; 2 Korintus 8: 7.9.13-15; Markus 5: 21-43

Pembacaan dari Kitab Kebijaksanaan

Allah tidak menciptakan maut,
dan Ia pun tidak bergembira
karena mahluk yang hidup musnah binasa.
Sebaliknya Ia menciptakan segala sesuatu supaya ada;
dan supaya makhluk-makhluk jagat menemukan keselamatan.
Racun yang membinasakan tidak ditemukan di antara mereka,
dan dunia orang mati tidak merajai bumi.
Maka kesucian mesti baka.
Sebab Allah telah menciptakan manusia untuk kebakaan,
dan menjadikan-Nya gambar hakekat-Nya sendiri.
Tetapi karena dengki setan, maka maut masuk ke dunia,
dan yang menjadi milik setan mencari maut itu.

Demikianlah sabda Tuhan.

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus
kepada Jemaat di Korintus

Saudara-saudara,
hendaknya kamu kaya dalam pelayanan kasih,
sebagaimana kamu kaya dalam segala sesuatu:
dalam iman, dalam perkataan, dalam pengetahuan,
dalam kesungguhan untuk membantu,
dan dalam kasihmu terhadap kami.
Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus,
yakni: Sekali pun kaya, Ia telah menjadi miskin karena kamu, supaya karena kemiskinan-Nya, kamu menjadi kaya.

Sebab kamu dibebani bukan supaya orang lain mendapat keringanan,
tetapi supaya ada keseimbangan.
Maka hendaklah sekarang ini
kelebihanmu mencukupkan kekurangan orang-orang kudus,
agar kelebihan mereka kelak mencukupkan kekurangan kamu,
supaya ada keseimbangan.
Seperti ada tertulis:
“Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan,
dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus

Sekali peristiwa,
setelah Yesus menyeberang dengan perahu,
datanglah orang banyak berbondong-bondong,
lalu mengerumuni Dia.
Ketika itu Yesus masih berada di tepi danau.
Maka datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus.
Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah Yairus di depan kaki-Nya.
Dengan sangat ia memohon kepada-Nya,
“Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati.
Datanglah kiranya, dan letakkanlah tangan-Mu atasnya,
supaya ia selamat dan tetap hidup.”
Lalu pergilah Yesus dengan orang itu.
Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia
dan berdesak-desakan di dekat-Nya.

Adalah di situ seorang perempuan
yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.
Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib,
sampai habislah semua yang ada padanya,
namun sama sekali tidak ada faedahnya,
malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.
Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus.
Maka di tengah-tengah orang banyak itu
ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.
Sebab katanya, “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.”
Sungguh, seketika itu juga berhentilah pendarahannya,
dan ia merasa badannya sudah sembuh dari penyakitnya itu.

Pada ketika itu juga Yesus mengetahui,
bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya.
Maka Ia berpaling di tengah orang banyak itu dan bertanya,
“Siapa yang menjamah jubah-Ku?”
Murid-murid menjawab,
“Engkau melihat sendiri
bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan di dekat-Mu!
Bagaimana mungkin Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?”
Lalu Yesus memandang sekeliling-Nya
untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu.
Maka perempuan tadi menjadi takut dan gemetar
sejak ia mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya.
Maka ia tampil dan tersungkur di depan Yesus.
Dengan tulus ia memberitahukan segala sesuatu kepada Yesus.
Maka kata Yesus kepada perempuan itu,
“Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau.
Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”

Ketika Yesus masih berbicara,
datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu,
dan berkata, “Anakmu sudah mati!
Apa perlunya lagi engkau menyusah Guru?”
Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka
dan berkata kepada kepala rumah ibadat,
“Jangan takut, percaya saja!”
Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta,
kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus.
Dan tibalah mereka di rumah kepala rumah ibadat itu,
dan di sana Yesus melihat orang-orang ribut,
menangis dan meratap dengan suara nyaring.
Sesudah masuk, Yesus berkata kepada orang-orang itu,
“Mengapa kamu ribut dan menangis?
Anak ini tidak mati, tetapi tidur!”
Tetapi mereka menertawakan Dia.
Maka Yesus menyuruh semua orang itu keluar.
Lalu Ia membawa ayah dan ibu anak itu,
dan mereka yang bersama-sama dengan Yesus
masuk ke kamar anak itu.
Lalu Yesus memegang tangan anak itu seraya berkata,
“Talita kum,”
yang berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu: Bangunlah!”
Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan,
sebab umurnya sudah dua belas tahun.
Semua orang yang hadir sangat takjub.
Dengan sangat Yesus berpesan kepada mereka,
supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu.
Lalu Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan.

Demikianlah Injil Tuhan.

Tema renungan kita pada hari Minggu biasa ke-13 ini ialah: Pilih Kabar Baik, Bukan Kabar Buruk.  Pak guru selalu memulai pelajaran di kelas dengan menyampaikan dua kabar kepada murid-muridnya. Ia sampaikan dahulu kabar buruk, setelah itu baru kabar baiknya. Misalnya, sebelum pelajaran ilmu alam, kabar buruk yang disampaikannya ialah hujan akan turun berjam-jam bahkan sampai sore harinya. Informasi ini langsung memberikan sinyal ketakutan bagi murid-murid khususnya bagi mereka yang rumahnya jauh. Pak guru melanjutkan, kabar baiknya disampaikan nanti setelah pelajaran.

Jika cara ini terus dipakai oleh guru, betapa takut dan gelisah anak didiknya tiap hari. Apa yang dilakukan pak guru ini mewakili keadaan nyata dunia saat ini. Kalau diperhatikan sungguh-sungguh, media masa cetak, elektronik dan online gemar menyajikan tiap hari berita-berita kontroversial yang cenderung negatif, membuat gaduh atau heboh, berisi kritikan dan fitnahan. Mereka ingin menarik perhatian orang dan menaikkan rating kesukaan publik, dengan tujuan akhirnya tentu mendapatkan keuntungan finansial. Semua lapisan masyarakat kita terobsesi dan terbuai olehnya.

Arus penyebaran berita dan daya serap pribadi dan kelompok masyarakat saat ini sungguh mengkuatirkan karena harus diakui pengetahuan dari berita-berita itu ikut membentuk pola pikir, perasaan, emosi dan tindakan manusia saat ini.   Kitab Kebijaksanaan di dalam bacaan pertama memberikan gambaran bagaimana Setan membenci dunia ini sehingga ia ingin menghancurkanya, antara lain dengan pemakaian media yang tidak bertanggung jawab dan sangat destruktif. Rupanya dunia saat ini menampakkan wajahnya yang berlumuran darah karena kabar-kabar buruk dan negatif yang menyelimuti kehidupannya setiap hari. 

Santo Paulus sungguh mengetahui bahwa masih ada orang-orang di dunia saat ini yang menjalankan tugas mulia, yaitu menghasilkan dan menyebarkan kabar-kabar baik. Jumlahnya tidak banyak. Tetapi mereka diharapkan mampu mengisi kekosongan dan kekurangan yang ada. Mereka tidak boleh berjalan dan berbuat untuk memuaskan dirinya sendiri. Mereka harus menarik para pembuat dan penyebar berita buruk untuk bergabung di dalam jalan kebaikan dan kebenaran. 

Tuhan Yesus adalah harapan kita. Pada hari ini Ia tegas sekali menghentikan arus-arus kuat yang menyebarkan kabar buruk. Para pembuat dan penyebarnya dibungkam. Ia perintahkan mereka keluar dari lingkaran yang menakutkan kehidupan, supaya kebaikan dan kebenaran dapat memberikan damai dan optimisme. Kabar baik adalah kekayaan pengetahuan yang harus dibagikan dalam kasih. Sedangkan kabar buruk adalah racun. Setan sedang bekerja di dalam setiap kabar buruk, maka kewajiban kita ialah membungkam dan membuang keluar dari lingkaran kehidupan kita.

Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Ya Allah, jadikanlah kami pembuat dan penyebar kabar baik di dalam kehidupan kami. Bapa kami… Dalam nama Bapa …

Please Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *