MEMBALAS DENGAN CINTA

Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Senin pekan biasa ke-11

14 Juni 2021.

Bacaan dibawakan oleh Bruder Julio, SDB dari Komunitas Post Novisiat SDB di Jakarta, dan renungan dibawakan oleh Pastor Ignasius “Igan” Harianto dari Komunitas SDB di Sumba Barat Daya, NTT.

2Korintus 6: 1-10; Mazmur tg 98: 1.2-3ab.3cd-4; Matius 5: 38-42

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata,
“Kalian mendengar, bahwa dahulu disabdakan,
‘Mata ganti mata; gigi ganti gigi.’
Tetapi Aku berkata kepadamu,
‘Janganlah kalian melawan orang yang berbuat jahat kepadamu.
Sebaliknya, bila orang menampar pipi kananmu,
berilah pipi kirimu.
Bila orang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu,
serahkanlah juga jubahmu.
Bila engkau dipaksa mengantarkan seseorang berjalan
sejauh satu mil,
berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.
Berikanlah kepada orang apa yang dimintanya,
dan jangan menolak orang
yang mau meminjam sesuatu dari padamu.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan kita pada hari Senin ini bertema: Membalas Dengan Cinta. Hukum cinta kasih yang diajarkan dan diteladankan oleh Yesus Kristus dipraktikan dalam membalas kejahatan dengan cinta kasih. Teladan Yesus sangat jelas yaitu ketika bergantung di salib, Ia mengampuni mereka yang telah menganiaya dan membunuh diri-Nya.

Bunda Maria, para martir dan orang kudus seperti Santo Yohanes Paulus II juga memberikan kita teladan yang sama. Pengertian, kesabaran, ketabahan, pengampunan, dan perbuatan kasih adalah contoh-contoh kebajikan yang diharapkan menjadi tanggapan para pengikut Kristus terhadap musuh-musuh yang melawan, menganiaya, mempermalukan, dan membunuh mereka.

Ada seorang murid sd  bersekolah di sekolah di mana dirinya menjadi satu-satunya murid dari latar belakang budaya dan ras yang berbeda dari mayoritas murid yang ada. Setiap hari ia selalu di-bully dan diperlakukan tidak adil terutama oleh teman-teman sekolahnya. Namun atas nasihat dan perhatian para guru dan orang tuanya sendiri, ia akhirnya mampu mengatasi permasalahan itu. Ia tetap sabar dan terus berbuat baik dengan berbagi kepintaran kepada teman-temannya. Ia selalu menjadi penolong ketika diperlukan, rajin bekerja di dalam kelompok, dan selalu mendoakan mereka. 

Perlahan-lahan tingkah laku murid yang satu ini dapat mengubah sikap teman-temannya yang intoleran terhadapnya. Keadaannya menjadi berubah sama sekali ketika pada awal tahun ajaran, ia diangkat menjadi ketua kelas. Semua teman dan guru senang dan mengasihi dia. Teman-teman mendengarkan dan menghormati dia. Ia sesungguhnya telah memenangkan hati mereka yang sebelumnya keras dan tidak bersahabat. Ia sungguh-sungguh mempraktikkan ajaran Tuhan Yesus Kristus tentang membalas kejahatan dan perbuatan dosa dengan cinta kasih. 

Cinta kasih adalah golden rule-nya Yesus Kristus dan menjadi hukum baru. Hukum ini merupakan lawan tetap hukum lama, yaitu dendam, benci, kekerasan, dan kematian yang disimbolkan dengan mata ganti mata, gigi ganti gigi. Kejahatan bisa saja berwujud seperti tindakan raja Ahab dan isterinya Izebel yang menyerobot kebun anggur Nabot orang Israel yang akibatnya Nabot dilempari sampai mati, atau seperti Yesus yang dihukum mati di salib. 

Tetapi syarat hukum baru itu ialah kejahatan dan kekerasan tidak boleh dibalas dengan kejahatan dan kekerasan juga. Kalau itu yang terjadi, kebaikan dan kedamaian tidak akan terciptakan. Cinta kasih jauh lebih besar dan mulia, maka ia yang harus diandalkan untuk dipakai melawan kejahatan dan kekerasan.

Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Ya Tuhan Yesus, ajarilah kami untuk selalu tekun menggunakan cinta kasih sebagai sarana untuk mengatasi konflik, permusuhan, dan kejahatan di dalam hidup kami. Kemuliaan kepada Bapa … Dalam nama Bapa …

Please Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *