ARAH HATI

Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Jumat pekan biasa ke-11

18 Juni 2021.

Bacaan dibawakan oleh Bruder Joni SDB dari Komunitas Skolastikat SDB di Jakarta dan renungan dibawakan oleh Pastor Adie Prinanto, SDB dari Komunitas SDB di Sumba Barat Daya, NTT

2 Korintus 11: 18.21b-30; Mazmur tg 34: 2-3.4-5.6-7; Matius 6: 19-23

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus,
“Janganlah kalian mengumpulkan harta di bumi;
ngengat dan karat akan merusakkannya,
dan pencuri membongkar serta mencurinya.
Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga.
Di surga ngengat dan karat tidak merusakkannya,
dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.

Mata adalah pelita tubuh.
Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu.
Jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu.
Jadi jika terang yang ada padamu gelap,
betapa gelapnya kegelapan itu.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Tema renungan kita pada hari ini ialah: Arah Hati. Mujizat yang terjadi pada manusia tidak terlepas dari doa-doa yang kita panjatkan. Kita memperoleh keuntungan jasmani dan rohani berkat doa-doa kita. Melalui doa dan jalinan relasi dengan Tuhan, terjadilah suatu arah hati manusia kepada Tuhan. Doa yang tidak disertai dengan arahan hati, pikiran, dan jalinan cinta dengan Tuhan akan menjadi doa yang sesat.

Di luar waktu, tempat dan suasana doa, arah hati kita bisa ke mana saja mengikuti keinginan hati. Biasanya yang sangat umum menjadi tujuan perhatian keinginan hati manusia ialah kekayaan dunia. Seorang pemuda sedang berjudi bola pada saat terjadi perhelatan sepak bola piala Eropa tahun ini. Ketika ia sedang menghadiri Misa pada hari Minggu, seluruh perhatian dan kecondongan hatinya ialah kemenangan tim favoritnya. Misa Kudus itu sebenarnya kosong nilainya bagi dia pada  saat itu.

Ini adalah sebuah contoh arahan hati yang sebenarnya kepada Tuhan, tetapi bisa dengan gampang berubah arahnya kepada peristiwa dan kenikmatan duniawi. Pada hari ini Sabda Tuhan memberikan peringatan bahwa kekayaan duniawi dan harta milik banyak kali menjadi ancaman untuk ketenangan dan kedamaian hati kita. Kita akan mudah sekali terbawa dan termakan oleh keinginan untuk terus mencari, mendapatkan dan memilikinya. Banyak dari kita berpikir bahwa setelah kita memiliki semua itu kita akan menjadi aman dan tenang. 

Yesus mengatakan bahwa cara hidup seperti ini memperhambakan dan membodohkan. Harta milik, uang, dan kepentingan duniawi memang kita perlukan, tetapi bukan untuk menggantikan arahan hati kita kepada Tuhan. Semua itu tidak mungkin kita bawa setelah kematian di dunia ini. Harta dan tujuan surgawilah yang harus menjadi wujud perhatian dan keseriusan kita. Dengan firman pada hari ini Tuhan berkenan membuka hati, budi dan kehendak kita untuk menimbun dan memperbanyak harta surgawi kita. 

Harta surgawi kita tidak mungkin tersimpan di bank seperti uang dan harta dunia. Suatu saat bank itu dibobol atau terkena kecelakaan sehingga harta dunia akan hilang. Tetapi harta surgawi seperti hidup rohani, hubungan dengan Tuhan, ajaran Tuhan, semangat pelayanan dan kasih yang tersimpan di dalam kerajaan Allah, tidak mungkin hilang. Harta itu yang menemani kita setelah kematian nanti. Kalau Anda ditanya: di manakah hartamu? Atau ke mana arahan hatimu? Sebagai pengikut Kristus, jawabannya harus menjadi: harta surgawi. Santo Paulus memberikan kita teladan dirinya sendiri, yang menjadikan Tuhan Yesus dan Injil-Nya sebagai pilihan hatinya dan harta termahal dalam hidupnya. Ia sesungguhnya menderita, dianiaya dan sampai mati hanya satu alasan, yaitu karena Tuhan Yesus Kristus dan Kerajaan Allah.

Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Ya Allah maha kuasa, semoga hati kami selalu tertuju kepada-Mu dan akhirnya beristirahat di dalam Dikau selama-lamanya. Salam Maria penuh rahmat … Dalam nama Bapa…

Please Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *