SEJAK AWAL SAYA SUDAH “KLIK”

Momen bersejarah saat Agung muda menyatakan diri bergabung dengan SDB dan dengan resmi diterima sebagai anggota tarekat.

Rentang waktu dalam sejarah kehidupan kita selalu terbagi dalam periode-periode. Salah satu pembagian itu dikenal umum sebagai “Jubilee” atau Yubileum, yang menurut tradisi Yahudi menunjuk pada perayaan kehidupan untuk memperingati 25 tahun, 50 tahun dan 100 tahun suatu kejadian di dalam sejarah kehidupan. Perayaan-perayaan ini lazim terjadi di dalam Gereja Katolik dan hidup membiara.

Pada tanggal 13 Juni, banyak pastor dan bruder Salesian di Indonesia dan Timor Leste merayakan ulang tahun pengikraran kaul mereka untuk menjadi anggota Serikat SDB. Yang istimewa ialah Pastor Herybertus Agung Satria, SDB merayakan perak hidup membiara. Ia sudah mencapai 25 tahun hidupnya sebagai seorang Salesian. Berikut ini Romo Agung, begitu panggilan akrab imam yang menekuni studi filsafat ini, menjawab sejumlah pertanyaan seputar hidup panggilannya.

Bagaimana Anda mengenal SDB?

Saya mengenal SDB dari Pastor Jose Carbonel, SDB ketika saya belajar di SMA Seminari Wacana Bhakti, di Jakarta. Beliau sering merayakan misa di sana. Suatu hari ia secara khusus memberikan kami rekoleksi dengan tema Don Bosco. Sejak itu saya mengenal Kongregasi Salesian.

Apa saja yang membuatmu kuat dan setia sampai dengan 25 tahun hidup sebagai biarawan Salessian?

– Sejak awal saya “klik” dengan semangat Salesian. Saya menemukan kehidupan yang membuat saya bisa “memberikan diri” kepada orang muda khususnya yang miskin. Walaupun hal ini sering kali dilakukan dengan tidak secara langsung karena sebagian besar hidup saya di rumah pembinaan, yaitu mengajar para frater dan suster. 

– Bimbingan rohani merupakan sarana untuk menguatkan panggilan saya, baik menemukan kebahagiaan panggilan ini dan terlebih di saat-saat krisis.

Apakah yang Anda impikan untuk panggilan dan hidup membiara sudah terjawab semua, ataukah masih ada lagi hal atau pencapaian yang belum terwujud, dan apakah itu?

– Hidup membiara adalah proses dan keberlangsungan pemberian hidup itu sendiri kepada misi sesuai dengan semangat kongregasi. Saya mendapatkan saat-saat indah dalam misi saya seperti di rumah yatim piatu atau kerasulan dengan anak-anak jalanan. Kegiatan oratori dan pembinaan umat di stasi-stasi terpencil juga membuat saya menemukan dengan mudah arti hidup bhakti ini. 

-Tantangan tahun-tahun terakhir ini terasa karena sering kali saya merasa tidak bisa “bersentuhan” langsung dengan karya Salesian bersama orang muda yang miskin, mengingat saya harus hidup di dalam rumah pembinaan. 

-Kalau ditanya mimpi saya yang belum tercapai, tentu ini adalah mimpi bersama seluruh sama saudara Salesian Indonesia, yaitu berkarya untuk orang muda yang miskin dan yang membutuhkan bantuan secara lebih luas, lebih banyak dan lebih kreatif. Saya mengenal semangat Salesian begitu indah dan diperlukan oleh orang muda, khususnya di Indonesia yang sangat banyak memerlukan bantuan. Masih banyak hal yang bisa dibuat untuk mereka, khususnya dalam masa ini.

Apa yang sering atau selalu Anda katakan kepada orang awam tentang keindahan atau keistimewaan hidup membiara?

Saya selalu katakan ini: Panggilan ini merupakan syukur atas cinta Tuhan yang diberikan kepada saya dan membagikan dengan semangat yang khusus kepada sesama.

Menurut Anda, apakah persembahan yang khas dan penting dari para Salesian bagi orang muda Indonesia?

Prinsip ajaran Don Bosco yaitu menjadi orang kristen yang baik dan warga negara yang jujur. Saya rasa hal ini sangat relevan untuk orang muda Kristen, tentang bagaimana beriman dengan baik di tengah kemajemukan agama dan suku di negara kita. Mendidik orang muda yang non Kristiani menjadi warga  negara yang jujur juga sangat relevan, di mana bangsa kita masih penuh dengan kesenjangan sosial, korupsi dan nepotisme. Menghidupi karisma secara benar dan hidup bersama dalam komunitas pendidikan (sekolah, asrama, oratori), Salesian harus konsisten di kedua nilai ini dengan sistem Pencegahan yang merupakan landasannya ***

Saat sebagai postulan di Timor Timur
Bersama teman-teman Frater Salesian di Wisma Don Bosco Jakarta
Saat tahbisan diakon di Roma, Italia
Please Share:

6 Comments

  1. Kisah panggilan yang mengagumkan, Tuhan memang menghendaki Rm Agung terlibat dlm karya Besarnya.

    1. Mohon doanya.

  2. Selamat berkarya Rm Agung. Semoga Rm Agung tetap setia melayani kaum muda. So proud of you.

    1. Terima kasih, mohon dukungannya ya

  3. Tuhan selalu memberkati romo Agung

    1. Terima kasih, Rm Agung menjadi saluran berkat bagi kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *