TEMPAT UNTUK MELETAKKAN KEPALA

Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Senin pekan biasa ke-13

Peringatan Santo Ireneus, uskup dan martir

28 Juni 2021

Bacaan dibawakan oleh Frater Kiky, SDB dan renungan dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB Dari Komunitas SDB di Jakarta

Kejadian 18: 16-33; Mazmur tg 103: 1-2.3-4.8-9.10-11; Matius 8: 18-22

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius

Pada suatu hari banyak orang mengerumuni Yesus.
Melihat hal itu Yesus menyuruh bertolak ke seberang.
Lalu datanglah seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya,
“Guru, aku akan mengikuti Engkau, ke mana saja Engkau pergi.”

Yesus berkata kepadanya,
“Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang,
tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat
untuk meletakkan kepala-Nya.”
Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya, berkata kepada-Nya,
“Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku.”
Tetapi Yesus berkata kepadanya,
“Ikutilah Aku,
dan biarlah orang-orang mati menguburkan
orang-orang mati mereka.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Tema renungan kita pada hari ini ialah: Tempat Untuk Meletakkan Kepala. Siapa di antara kita yang bisa bersaing dengan Yesus dalam kredibilitas? Semua orang yang mengikuti dia baik murid-murid maupun para lawan-Nya dibuat tidak mampu bersaing. Kita semua yang mendengar firman-Nya hari ini juga tidak mampu. 

Semua mendengar ajaran-Nya dan menjadi terkagum-kagum. Semua menyaksikan penyembuhan orang sakit dan pembelaan orang kecil menjadi terkesima. Semua mendengar teguran keras dan kecaman kepada orang-orang munafik menjadi ngeri. Semua tahu kesederhanaan dan prinsip-Nya untuk tidak melekat dengan kenikmatan dunia, mengerti bahwa Ia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya. Ia tidak memiliki rumah sendiri. Ia juga tidak memiliki kendaraan sendiri.

Apa yang Yesus wartakan dan perintahkan terwujud dalam tindakan-Nya sendiri. Ia tidak memiliki rumah, ruang, dan tempat tidur sebagai milik pribadi-Nya. Jika memang ada, semua orang yang mengikuti-Nya tidak bisa ditampung di dalamnya. Jika memang ada, maka akan ada perbandingan-perbandingan: rumah atau ruang Yesus lebih bagus daripada si A, atau B, atau C. Mungkin juga sebaliknya. 

Yesus tidak ingin terikat oleh hal dan barang-barang dunia yang hari ini ada besok sudah tidak ada. Karena benda, hal, dan semangat dunia ini adalah untuk memenuhi kebutuhan dunia ini, tendensi manusia ialah menguasainya dan memperkayai diri. Jika keinginan ini tidak bisa dikontrol, akibatnya ialah manusia yang lebih berkuasa dan kaya akan menindas dan menghancurkan sesamanya yang kecil dan tidak berdaya. Kehidupan yang serakah dalam semangat dunia ini ditunjukkan oleh kota Sodom dan Gomora yang menyebabkan Tuhan murka dan hendak menjatuhkan hukuman berat terhadapnya. Abraham meminta supaya hukuman itu tidak dijatuhkan Tuhan.

Gaya hidup duniawi seperti itu pula yang menjadi halangan untuk mengikuti dan tinggal bersama Yesus. Siapa yang ingin mengikuti dan tinggal bersama Yesus harus memenuhi syarat itu: tidak memiliki tempat untuk meletakkan kepala. Sebaliknya untuk meletakkan kepala atau supaya dapat menjalankan tugas dan pelayanan, Yesus dan para pengikut-Nya akan leluasa dan terbuka kepada siapa pun dan di mana pun. 

Tuhan Yesus sebenarnya memberikan kita contoh supaya kita setia melakukan kehendak Yang Maha Kuasa. Ini yang sudah dilakukan oleh para kudus dan para martir, seperti Santo Ireneus yang kita peringati pada hari ini. Di hati setiap pribadi orang beriman, di jantung kehidupan keluarga, di tengah kehidupan masyarakat, Sabda Allah meletakkan diri-Nya supaya dapat menciptakan pembaharuan kepada jalan keselamatan. Yesus meletakkan kepala-Nya di dalam diri kita semua.

Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Ya Yesus yang baik, semoga diri kami tetap menjadi rumah dan karya-Mu. Salam Maria penuh rahmat … Dalam nama Bapa…

Please Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *