Yang kami butuhkan dari sekarang ialah kesetiaan

SDB-INA, Jakarta (16/08/2019) – Selama hampir dua setengah jam perayaan tahbisan imam di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) pada hari Kamis sore (15/08/2019), yang berlangsung di dalam perayaan Ekaristi kudus. Tempat tahbisannya adalah di Sasono Budoyo Taman Mini Indonesia Indah, yang menjadi bagian dari paroki Kalvari, Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Di dalam kotbahnya, Uskup pentahbis, Mgr. Ignasius Suharyo menggambarkan suasana bukit Kalvari, tempat Yesus yang bergantung pada kayu salib, dengan tubuh-Nya penuh derita. Para tahbisan baru, tiga adalah diosesan Jakarta dan dua dari Salesian Don Bosco (SDB), diberi sebuah tantangan oleh Uskup bahwa kehidupan sebagai imam adalah penuh dengan perjuangan dan derita.

Yang dikatakan Uskup ini sama dengan yang dulu dikatakan oleh ibundanya Yohanes Bosco kepadanya anak-nya yang baru saja menjadi imam. Bunda Margareta Occhiena berkata: “Menjadi imam adalah mulai menderita.” Salah seorang imam baru KAJ mewakili rekan-rekannya untuk memberikan sambutan, ingin melengkapi tantangan dari Uskup. Ia berkata bahwa mereka siap melaksanakan janji-janji imamatnya dan siap menderita.

Selanjutnya euforia tahbisan itu berlanjut hingga selesai perayaan liturgi. Selain ramah tama yang disediakan dengan memadai oleh panitia, salah satu bagian resepsi yang menarik ialah pajangan foto berukuran besar kelima imam baru, dan umat beramai-ramai mengabadikan fotonya berlatarkan gambar besar kelima imam baru itu. Kelimanya nampak penuh kesabaran melayani permintaan umat untuk berfoto di stand-nya masing-masing.

Pada hari Jumat (16/08/2019), persis pada hari ulang tahun Don Bosco ini, Pater Igan dan pater Marsel merayakan misa perdananya di kapel biara Wisma Salesian Don Bosco, Sunter – Jakarta Utara. Misa berlangsung hikmat dan mengesankan, terutama bagi kedua imam baru. Pater Marsel SDB yang memimpin Misa dan Pater Igan SDB yang memberikan homili.

Di dalam homili, Pastor SDB yang akan bermisi di komunitas SDB Sumba Barat Daya, NTT, ini mengatakan bahwa yang sangat mereka butuhkan sejak hari pertama sebagai imam ialah kesetiaan. Injil yang baru saja ia wartakan dirasakan begitu tepat karena bericara tentang kesetiaan akan pilihan hidup, seperti yang ditekankan oleh Yesus kepada mereka yang kawin. Seorang imam juga melakukan perkawinannya dengan Gereja, dan karena itu ia dituntut untuk selalu setia.

Bagi mereka berdua, merayakan misa pertama di komunitas Wisma SDB Sunter, yang merupakan rumah induk SDB di Indonesia, adalah kenangan sangat mendalam. Mereka berdua menjalani studi post novisiat dan pendidikan filsafat di sini selama empat tahun. Rumah ini bagi mereka sama dengan ibu yang mengasuh dan membesarkan panggilan mereka.

Pater Marsel yang akan bermisi di komunitas SDB Blitar, Jawa Timur, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih mendalam atas segala kebaikan dari semua pihak yang membatu mereka selama perjalanan pembinaan mereka. Ia juga menyampaikan bahwa keberadaan mereka di Jakarta tidak lama, mengingat banyaknya acara syukuran di kampung halamannya masing-masing sedang menantikan mereka.

Pada hari Jumat sore (16/08/2019) mereka berdua ditemani oleh segenap keluarganya mengunjungi Komunitas SDB Tigaraksa di Tangerang, Banten. Di sana mereka berdua akan merayakan misa untuk kedua kalinya. Para Salesian, Keluarga Salesian, sahabat dan orang muda ikut menghadiri perayaan Misa tersebut.

Pada hari Sabtu (17/08/2019) mereka akan berangkat masing-masing ke daerahnya di NTT, ditemani oleh anggota keluarganya, yang datang dari Flores dan Sumba untuk menghadiri tahbisan imam ini.

Please Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *