Matt Talbot, pemabuk menjadi orang kudus

“Kabar Dari Vatikan” edisi 30 Agustus yang disiarkan media La Porta

Ada banyak oleh-oleh yang dibawa oleh Paus Fransiskus dari kunjungannya ke Dublin-Irlandia. Salah satunya ialah cerita tentang Bapa Suci memberikan penghormatan kepada Yang Terberkati Matt Talbot, orang suci yang sangat dihormati di Irlandia. Media-media setempat melaporkan bahwa pada hari Sabtu 25 Agustus, Bapa Suci sempatkan diri singgah di gereja Paroki Santa Maria dari Lordes yang terletak di Jalan Sean McDermott. Di gereja ini masih tersimpan kawat yang ditemukan di dalam pakaian Matt Talbot ketika ia meninggal dunia pada usia 69 tahun setelah mengalami serangan jantung, 7 Juni 1925. Kawat itu menandakan devosi dan penitensi. Talbot anak kedua dari 12 bersaudara hidup dalam keluarga yang miskin. Akibat dari kemiskinan itu, sejak berusia 12 tahun ia sudah menjadi peminum alkohol dan pemabuk. Pada waktu berusia 27 tahun, Talbot memutuskan berhenti menjadi pamabuk. Dalam sisa hidupnya, ia tidak bersentuhan lagi dengan minuman beralkohol. Ia lalu memfokuskan diri sepenuhnya dalam keheningan doa, giat dalam perbuatan kasih, masuk ke dalam Ordo Ke-tiga Fransiskan, berkomitmen sosial untuk membantu orang-orang miskin, dan menjadi pendiri Gerakan Pekerja Kristen. Pada tanggal 3 Oktober 1975 Paus Paulus VI menganugerahi Talbot gelar “Terberkati” atas keutamaan-keutamaannya yang heroik.  Tinggal selangkah lagi ia akan bergelar “beato” dan akhirnya dinyatakan sebagai “santo”.

Setelah kembali dari kunjungan Apostoliknya ke Irlandia, Paus Fransiskus melakukan kegiatan rutinnya di Vatican, yang salah satunya ialah audiensi dengan umat dan para peziarah di Lapangan Santo Petrus, hari Rabu 29 Agustus. Media online “Vatican News” mengabarkan tentang pendirian dan sikap Paus yang sangat seimbang terhadap keluarga-keluarga, yang memiliki kekurangan tetapi juga kualitasnya yang sangat tinggi. Bapa Suci mengatakan bahwa dia yang mewakili seluruh Gereja menaruh hormat kepada setiap orang, kepada pasangan yang bercerai, dan yang hidupnya terpisah. Tetapi Ia menggarisbawahi kalau yang ideal bagi keluarga ialah hidup di dalam persekutuan. Paus berkebangsaan Argentina itu menambahkan bahwa pertemuan Keluaga Sedunia di Irlandia itu mengirim pesan profetik kepada semua keluarga supaya hidup sesuai semangat Injil – yaitu: keluarga yang bersemangat pemuridan dan misionaris, subur di dalam kebaikan, dan menyaksikan kesucian, keadilan, dan kedamaian di dalam hidupnya. Kita perlu mengapresiasi dan mensyukuri bahwa banyak keluarga telah dan sedang menjalankan hidup yang profetis ini.

Di bagian akhir Pertemuan Keluarga Sedunia di Irlandia itu, Kardinal Kevin Farrell, Kepala Departemen Vatikan untuk Awam, Keluarga, dan Kehidupan, mengumumkan bahwa Pertemuan Keluarga Sedunia berikutnya akan terjadi pada tahun 2021 dan bertempat di kota Roma-Italia.  Media Vatican News mewartakan bahwa Kardinal merasa sangat bersyukur atas terselenggaranya Pertemuan yang ada dalam tanggung jawabnya itu, berkat perhatian dan bantuan semua pihak, antara lain Paus Fransiskus dan negara Irlandia yang menjadi tuan rumah. Inti pertemuan tiga tahunan itu, bagi Kardinal Farrell, merupakan kesempatan bagi keluarga-keluarga Kristiani berkumpul dan berbagi suka cita Injil. Mereka datang mewakili semua keluarga seluruh dunia dalam semangat persekutuan Gereja universal dan persahabatan. Kardinal menyimpulkan, bahwa semoga Pertemuan Keluarga Sedunia di Dublin-Irlandia itu menjadi inspirasi bagi keluarga-keluarga dan anak-anaknya dalam menunaikan panggilannya masing-masing.

Please Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *