Siapakah Engkau, mengapa memberiku tugas seberat ini?

Renungan hari Kamis, 21 November 2024.

Teman-teman muda yang terkasih,

Apa yang kamu pahami dengan kata “pasrah!” atau “berserah!” Beberapa orang mungkin mengkonotasikannya negatif karena seolah kita kehilangan kendali dengan kehidupan, di sisi yang berlawanan menganggapnya sebagai sebuah keharusan agar hidup dan ekspektasi bisa berdamai. Anggapan umum dari kedua kata kunci di atas adalah bahwa mereka menggambarkan sikap pasif. Lalu jika dikatakan “pasrah pada Tuhan!” atau “berserah pada-Nya!” Apakah ini juga berarti apatis? Pesta hari ini merupakan sebuah penjelasan gamblang makna sebuah “kepasrahan iman.”

Hari ini kita memperingati Santa Perawan Maria dipersembahkan kepada Allah. Kisah ini tidak tercatat secara eksplisit di dalam Alkitab, namun memiliki akar tradisi yang kuat sejak masa awal Gereja. Menurut tradisi ini, Santa Perawan Maria dipersembahkan oleh St. Yoakim dan St. Anna ketika ia masih muda belia. Jadi tidak hanya inisiatif orang tuanya, namun Santa Maria juga secara sadar mengkhususkan (khados) dirinya untuk melayani Tuhan sebagai sebuah ungkapan imannya. Maka pesta ini adalah ajakan yang jelas buat kita, agar selalu

mempersembahkan kepada Tuhan setiap pekerjaaan dan niat-niat baik kita, hari demi hari. Memulai setiap kegiatan dengan doa.

Seperti Santa Perawan Maria, kita juga perlu mempersembahkan seluruh hidup kita, segenap bakat dan pelayanan, segenap inisiatif dan harapan-harapan kita kepada Tuhan. Dalam teladan Santa Perawan Maria kita melihat bahwa kepasrahan iman sama sekali tidak pasif, justru lebih aktif karena mengundang Tuhan untuk memberikan berkat-Nya. Walaupun tahu bahwa kita dapat memegang kendali terhadap setiap langkah hidup kita, teladan Bunda Maria mengajak kita untuk lebih rendah hati dan membuka diri pada rencana besar Tuhan.

Mempersembahkan hidup pada Tuhan, juga berarti meminta bantuan Tuhan untuk setiap usaha tobat kita. Mempercayakan setiap perjuangan, dosa-dosa, dan kejatuhan kita. Karena bersama Tuhan, setiap kesulitan pasti bisa kita selesaikan.

Ketika berusia sembilan tahun Don Bosco bermimpi diberi tugas oleh Tuhan Yesus untukmenyelamatkan anak-anak muda. Don Bosco kecil yang kebingungan dengan mimpi dan misi yang dipercayakan kepadanya lalu berkata, “Siapakah Engkau, mengapa memberiku tugas seberat ini?” Tuhan Yesus lalu mengatakan agar Don Bosco tidak perlu takut, karena Bunda Maria akan menjadi penolong dan guru yang menunjukkannya jalan. Pada akhirnya, Don Bosco terbukti mampu memenangkan banyak jiwa dan menyelamatkan banyak anak muda. Maka pesannya jelas, seperti teladan Bunda Maria dan Don Bosco, mari selalu mempersembahkan hidup kita pada Tuhan agar menghasilkan berkat melimpah.

 

By: Diakon Franko, SDB.

Please Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *