Menjadi sesama yang baik

Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Senin pekan biasa ke-27, 7 Oktober 2019; peringatan Santa Perawan Maria, Ratu Rosario. Yunus 1, 1-17. 2, 10; Lukas 10, 25-37. Suara: frater Kiky sdb (bacaan) dan pastor Pras sdb (renungan)

Tema renungan kita pada hari ini ialah: Menjadi Sesama Yang Baik. Pada hari ini kita sebagai umat Gereja memperingati Santa Perawan Maria, Ratu Rosario. Devosi kepada Bunda Maria Rosario begitu merata dan kuat oleh umat Katolik. Ini merupakan buah perjalanan panjang Gereja dalam mempertahankan iman dan melawan musuh-musuh yang bermaksud menghancurkannya. 

Doa devosi ini sangat populer, pas untuk segala waktu dan tempat, berfungsi untuk segala keperluan dan disukai semua kalangan umat.  Rosario menandakan suatu sukses Gereja dalam membuat anggotanya menjadi umat yang devosional. Umat devosional berarti mereka memiliki cinta, rasa suka dan kedekatan dengan subjek tertentu. Umat Katolik melakukan ini kepada Bunda Maria. Ada begitu banyak kesaksian di antara kita yang menegaskan peran dan pertolongan Bunda Maria atas keberhasilan, keuntungan dan keselamatan yang dialami. 

Ada seorang umat pernah bertanya kepada Pastor Paroki: Antara berdoa Rosario pribadi dan bersama, mana yang lebih baik? Pastor memberikan beberapa penjelasan yang intinya ialah jika kesempatan memungkinkan, misalnya ada beberapa orang bersama yang ingin berdoa, maka lebih baik Rosario didoakan bersama-sama. Umat tersebut mengamini, karena kalau ia berdoa Rosario sendirian, ia sering hilang konsentrasi, mengantuk dan merasa tidak nyaman.

Berdevosi Rosario bersama-sama, baik kelompok kecil maupun besar, menungkapkan persekutuan dan kekuatan di antara sesama orang beriman. Ketika Injil pada hari ini mengungkapkan tentang menjadi sesama yang baik, kiranya perwujudan persekutuan itu dapat dirajut dan dipelihara melalui doa Rosario bersama. Ketika orang bersama-sama memegang tasbih rosarionya dan mendaraskan litani  doa Bapa Kami, Salam Maria dan Kemuliaan berulang kali, mereka semua menjadi anak-anak dengan satu ibunda, yaitu Maria, dipelihara oleh satu Bapa di surga, dan diajarkan kebenaran oleh Yesus Kristus, melalui penyertaan sepanjang saat oleh Roh Kudus.

Di dalam berdevosi Rosario, semua orang menjadi satu dan sama sebagai anak-anak Bunda Maria. Tidak ada lagi pengelompokan orang berdasarkan suku, bahasa, budaya dan asal usul. Perbedaan-perbedaan itu jika tidak disikapi secara baik dan positif, pasti akan mengancam hidup bersama dan menjadikan sesama sebagai musuh. Semestinya devosi Rosario yang sangat kita minati itu dapat menjadikan kita masing-masing sebagai sesama yang baik, sehingga kita dapat saling mengerti, menolong dan mendukung. Orang yang berdevosi Rosario tetapi mereka terus saja hidup dalam permusuhan, kemarahan dan kebencian terhadap sesamanya, berarti devosinya itu tidak dalam kebenaran dan ketulusan.

Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Ya Tuhan Yesus Kristus, semoga dengan berdevosi Rosario, kami semakin menyerupai Bunda-MU Maria, yang hidup di dalam kesetiaan atas kehendak Bapa. Bapa kami… Dalam nama Bapa…

Please Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *