BERPROSES DALAM TUHAN

Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan Hari Minggu Biasa ke-11

13 Juni 2021.

Bacaan I dibawakan oleh Frater Primus, SDB, bacaan II dibawakan oleh Frater Stefanus, SDB (dari Komunitas Skolastikat SDB di Jakarta}, bacaan Injil dan renungan dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB (KomSos SDB Indonesia di Jakarta).

Yehezkiel 17: 22-24; Mazmur tg 92: 2-3.13-14.15-16; 2Korintus 5: 6-10; Markus 4: 26-34.

Pembacaan dari Nubuat Yehezkiel

Beginilah firman Tuhan Allah,
“Aku sendiri akan mengambil sebuah carang
dari puncak pohon aras yang tinggi
dan menanamnya;
Aku mematahkannya
dari pucuk yang paling ujung dan yang masih muda
dan Aku sendiri akan menanamnya di atas sebuah gunung
yang menjulang tinggi ke atas;
di atas gunung Israel yang tinggi akan Kutanam dia,
agar ia bercabang-cabang dan berbuah,
dan menjadi pohon aras yang hebat;
segala macam burung dan unggas akan tinggal di bawahnya,
mereka akan bernaung di bawah cabang-cabangnya.
Maka segala pohon di ladang akan mengetahui,
bahwa Aku, Tuhan, merendahkan pohon yang tinggi
dan meninggikan pohon yang rendah,
membuat pohon yang tumbuh menjadi layu kering,
dan membuat pohon yang layu kering bertaruk kembali.
Aku, Tuhan, yang mengatakannya dan akan membuatnya.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus
kepada Jemaat di Korintus

Saudara-saudara,
hati kami senantiasa tabah!
Meskipun kami sadar bahwa
selama kami mendiami tubuh ini,
kami masih jauh dari Tuhan,
— sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya,
bukan karena melihat —
toh hati kami tabah!
Tetapi kami lebih suka beralih dari tubuh ini
untuk menetap pada Tuhan.
Sebab itu kami berusaha, entah di dalam tubuh entah di luarnya,
supaya kami berkenan kepada-Nya.
Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus,
supaya setiap orang memperoleh apa yang patut ia peroleh,
sesuai dengan yang ia lakukan dalam hidup ini,
baik ataupun jahat.

Demikianlah sabda Tuhan.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus

Sekali peristiwa
Yesus mengajar di hadapan orang banyak, kata-Nya,
“Beginilah hal Kerajaan Allah:
Kerajaan Allah itu seumpama orang yang menaburkan benih di tanah.
Malam hari ia tidur, siang hari ia bangun,
dan benih itu mengeluarkan tunas,
dan tunas itu makin tinggi!
Bagaimana terjadinya, orang itu tidak tahu.
Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah,
mula-mula tangkai, lalu bulir,
kemudian butir-butir yang penuh isi pada bulir itu.
Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit,
sebab musim menuai sudah tiba.”

Yesus berkata lagi,
“Dengan apa hendaknya kita bandingkan Kerajaan Allah itu?
Atau dengan perumpamaan manakah kita hendak menggambarkannya?
Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah.
Memang biji itu yang paling kecil
dari pada segala jenis benih yang ada di bumi.
Tetapi apabila ditaburkan,
ia tumbuh dan menjadi lebih besar
daripada segala sayuran yang lain,
dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar,
sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.”

Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu
Yesus memberitakan firman kepada mereka
sesuai dengan pengertian mereka,
dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka.
Tetapi kepada murid-murid-Nya
Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.

Demikianlah Injil Tuhan.

Tema renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-11 ini ialah: Berproses Dalam Tuhan. Ini adalah proses untuk menjadi apa yang dikehendaki Tuhan dari kita manusia. Kita manusia yang harus berposes, sedangkan Tuhan menyertai dan menumbuhkan proses itu. Tuhan tidak mungkin berproses untuk menjadi apa-apa atau siapa-siapa lagi, karena Ia sudah sempurna adanya. Tuhan dari awal dan akhir adalah sempurna.

Kita manusia melalui setiap tahap pembentukan dari keadaan alamiah dan terkondisi dalam budaya kita masing-masing menuju ke martabat kita sebagai putera dan puteri Allah. Kita sungguh diciptakan dalam gambar dan rupa Allah. Namun kejatuhan kita ke dalam dosa membuat gambar dan rupa kita ternoda. Atas dasarnya itulah proses perubahan dibuat dan terus-menerus menjadi di dalam jalan Tuhan. 

Kita berproses di dalam Tuhan mengandung makna bahwa yang menjadi penggeraknya ialah Tuhan sendiri. Ciri gerakan Tuhan dalam terjadinya proses ini ialah menurunkan yang tinggi dan menaikkan yang rendah. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa martabat kita sudah rusak oleh dosa sehingga gambar dan rupa kita ikut rusak. Kita harus diproses dari keadaan yang rapuh, rendah, kecil, dan pendosa hingga menjadi lebih baik dan dipulihkan martabat kita. Gerakan ini berlanjut dengan pemeliharaan dari Tuhan sehingga kita memang tetap berada di dalam Tuhan sendiri. Menciptakan dan memelihara adalah perbuatan Tuhan yang sangat mendasar.

Proses ini digambarkan dalam bacaan pertama dari kitab nabi Yeheskiel dengan perumpamaan pohon yang rendah ditanam di atas gunung Israel yang tinggi. Ia akan menjadi pohon yang hebat di mana segala macam burung dan unggas hinggap di atasnya. Semua akan bernaung di bawahnya. Perumpamaan tentang biji sesawi di dalam Injil juga menekankan proses dari biji yang paling kecil, namun bertumbuh menjadi sebuah pohon yang lebih besar sehingga memberikan manfaat bagi burung-burung yang bersarang padanya.

Kita berproses di dalam Tuhan mengandung makna lain juga, yaitu bergerak dari kita manusia. Yang sangat diperlukan dari pihak kita manusia ialah kolaborasi dengan Tuhan. Di dalam surat keduanya kepada jemaat di Korintus, Santo Paulus menyebutkan bahwa kolaborasi itu berbentuk pekerjaan dan usaha manusia di dalam sikap yang tabah. Tidak cukup kalau kita mempunyai iman atau keyakinan. Kita harus membuat iman itu berisi dengan pekerjaan, perbuatan, usaha tanpa kenal lelah, dan ketabahan dalam setiap perjuangan. Hasilnya tentu belum dapat dilihat secara langsung, namun secara tidak kelihatan hasil itu sudah menantikan kita di dalam kemuliaan Tuhan. Kita tidak bisa berproses di luar Tuhan.

Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Ya Tuhan Allah, berkatilah kami untuk selalu memilih jalan Yesus Putera-Mu dan Guru kami yang mengajarkan kami untuk menjadi sempurna seperti Dikau. Bapa kami yang ada di dalam surga… Dalam nama Bapa…

Please Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *