KITA DAPAT SINGKIRKAN SERIGALA BERBULU DOMBA

Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Rabu pekan biasa ke-12 

23 Juni 2021

Bacaan dibawakan oleh Selly dan renungan dibawakan oleh Stella dari Asrama Putri St. Luisa di Kediri, Jawa Timur

Kejadian 15: 1-12.17-18; Mazmur tg 105: 1-2.3-4.6-7.8-9; Matius 7: 15-20

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata,
“Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu
yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba,
tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Dari buahnyalah kalian akan mengenal mereka.
Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri,
atau buah ara dari rumput duri?
Camkanlah
setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik,
sedang pohon yang tidak baik
menghasilkan buah yang tidak baik.
Tidak mungkin
pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik,
ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik.
Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik,
pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
Jadi dari buahnyalah kalian akan mengenal mereka.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kita Dapat Singkirkan Serigala Berbulu Domba. Peribahasa “Serigala berbulu domba” tidak asing dari pembicaraan kita. Ini bisa ditunjukkan dengan ilustrasi sederhana ini. Ibu-ibu sudah sekitar 6 bulan membentuk kelompok arisan di antara mereka yang seprofesi, yaitu para ibu rumah tangga. 

Kekompakan dan kearaban mereka yang mulai terjalin itu pada titik tertentu diganggu oleh dua orang yang merusak dari dalam, karena mereka suka menyebarkan gosip. Kedua ibu itu adalah pengurus kelompok dan orang-orang terpandang. Mereka didengar, dituruti, dan disegani oleh ibu-ibu lainnya. Namun yang sangat mengecewakan akhirnya diketahui bahwa gosip-gosip itu ternyata berasal dari kedua ibu tersebut. Mereka jelas-jelas layak mendapat julukan serigala berbulu domba.

Serigala adalah binatang buas yang menganalogikan sifat manusia yang membahayakan, merugikan, dan merusak kehidupan. Karena manusia punya kemampuan akal budi untuk bermain memakai topeng supaya menutupi kelemahan atau kesalahannya, maka yang selalu nampak untuk dilihat oleh orang lain ialah sikap atau tindakan baik dan memikat hati. Ini dianalogikan dengan bulu domba yang halus, mulus, dan indah. Sifat atau karakter asli ialah seperti serigala yang buas dan jahat yang dibungkus oleh penampilan luar yang tenang dan manis seperti buluh domba. 

Yesus menasihatkan kita untuk berwaspada terhadap nabi-nabi palsu yang suka menyamar menjadi orang-orang baik. Mereka selalu tampak baik, tetapi sebenarnya mereka adalah serigala-serigala yang buas. Yang membuktikan kalau mereka jahat ialah buah-buah dari hidup mereka. Mungkin mereka kelihatan baik dalam berkata-kata, berdoa, berpuasa, dan mengajar. Mungkin pengetahuannya dalam aspek rohani banyak dan tinggi. Tetapi akhirnya hidup nyata yang sangat menentukan dan bukan teori atau penampilan diri.

Buah yang paling busuk dan tidak berguna ialah mereka menyesatkan orang-orang lain sehingga jalan yang dilalui dan ditujui tidak sampai kepada Tuhan. Akibat terburuk ini yang selalu dikecam oleh Yesus. Kecaman dan hukuman sudah mereka terima dari Yesus. Kalau dari kita, kewaspadaan sangatlah penting terhadap setiap bentuk penyamaran dan aktivitasnya. Kita harus tetap bertekat  menjauhi atau menolaknya. Abram sungguh yakin dengan Tuhan Allah yang ia percayai. Janji-Nya akan terwujud, yaitu keturunan Abram sendirilah yang akan mewarisi semua kekayaan rohani dan jasmaninya. Sejak saat perjanjian itu, kebenaran Tuhan menjadi pegangan orang beriman turun-temurun. Tidak ada kepalsuan atau kebohongan dengan janji tersebut.

Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Ya Tuhan, pandanglah kami selalu dan perkuatkanlah kami dengan kuasa-Mu, supaya kami dapat menghalau setiap bentuk kepalsuan dunia ini yang hendak menjauhkan kami dari-Mu. Salam Maria … Dalam nama Bapa…

Please Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *