Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Sabtu pekan biasa ke-11
19 Juni 2021
Bacaan dibawakan oleh Frater Ikky, SDB dan renungan dibawakan oleh Bruder Aleks Wiyono, SDB dari Komunitas Skolastikat SDB di Jakarta
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus,
“Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan.
Karena jika demikian,
ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain,
atau ia akan setia kepada yang seorang
dan tidak mengindahkan yang lain.
Kalian tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.
Karena itu Aku berkata kepadamu:
Janganlah kuatir akan hidupmu,
apa yang hendak kalian makan atau minum,
dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu,
apa yang hendak kalian pakai.
Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan,
dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian?
Pandanglah burung-burung di langit,
yang tidak menabur dan tidak menuai,
dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung,
toh diberi makan oleh Bapamu yang di surga.
Bukankah kalian jauh melebihi burung-burung itu?
Siapakah di antara kalian
yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja
pada jalan hidupnya?
Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian?
Perhatikanlah bunga bakung di ladang,
yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal.
Namun Aku berkata kepadamu,
Salomo dalam segala kemegahannya pun
tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang,
yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api,
tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kalian,
hai orang yang kurang percaya?
Maka janganlah kamu kuatir dan berkata,
‘Apakah yang akan kami makan?
Apakah yang akan kami minum?
Apakah yang akan kami pakai?’
Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.
Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu,
bahwa kalian memerlukan semuanya itu.
Maka carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari esok,
karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri.
Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan kita pada hari ini bertema: Esok Tetap Ada Tuhan. Seorang anak usia sekolah dasar sedang berusaha sekuat tenaga untuk memindahkan kardus besar supaya ruang buat permainannya menjadi lebih luas. Ia mendorong sekuat tenaga tetapi kardus itu tidak bergerak sedikit pun. Ia memakai kayu untuk mendongkel di bawahnya lalu mendorongnya, tetap tidak berhasil apa-apa. Lalu ia menangis dan marah. Ia bertambah kesal karena bapaknya yang melihat dirinya cuma tertawa.
“Kenapa bapak hanya tertawa?” Ia bertanya dengan kesalnya. Jawab bapaknya: “Karena kamu tidak minta bantuan Bapak untuk memindahkan kardus itu. “ Anak itu tersenyum dan kembali gembira untuk bermain-bermain setelah bapaknya memindahkan kardus tersebut. Setelah bermain, kardus itu dikembalikan ke tempatnya semula. Lalu anak itu berkata kepada bapaknya, “Besok akan susah mainnya karena ada kardus di tempat itu lagi.” Bapaknya menjawab: “Besok ada bapak, tidak usah kuatir, anakku.”
Tuhan menjamin supaya kita tidak kawatir akan hari esok. Ia tetap ada dan mengontrol hidup kita. Kepada orang-orang yang selalu gelisah dan kawatir akan hidupnya esok atau lusa, berhentilah merasa seperti itu. Ini adalah pegangan iman, pijakan kaki pada jalan Yesus Kristus, dan ketergantungan kita pada harta surgawi.
Kekawatiran orang akan esok dan lusa selalu beralasan. Yesus menunjukkan bahwa kekawatiran itu disebabkan oleh ketergantungan manusia lebih besar kepada mamon. Uang, harta, posisi, jabatan, status sosial, popularitas adalah mamon dunia ini yang selalu dicari manusia. Mereka tidak pernah membuat manusia hidup tenang dan damai. Karena itu kekawatiran itu lebih disebabkan oleh bayangan atau perasaan kalau kekayaan-kekayaan tersebut tidak mencukupi lagi atau bahkan hilang.
Tetapi Tuhan Yesus ingin supaya kita menghapus kekawatiran dan kegelisahan kita. Kebutuhan jasmani kita ada dalam kontrol Dia, sama dengan tanaman dan burung-burung yang dihidupi-Nya. Dengan kata lain, hari esok dan lusa tetap ada Tuhan. Ia sudah menciptakan, memelihara, dan membawa kita sampai pada detik ini, maka Ia juga yang menyelenggarakan hari esok dan lusa kita. Tuhan tidak tega membuat kita terlantar dan terbuang. Tuhan tentu tidak ingin kalau kita tidak selamat.
Jika kita tidak usah kawatir dan gelisah akan kelangsungan hidup esok dan lusa, yang harus kita curahkan perhatian dan perjuangkan ialah memperbanyak harta surgawi. Keselamatan jiwa kita saat ini dan nanti setelah kematian harus menjadi lebih utama. Kita mesti kawatir dan gelisah apakah nanti jiwa kita selamat atau tidak.
Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Ya Bapa di surga, berkatilah kami supaya kami tetap bergantung pada penyelenggaraan-Mu bagi hidup kami. Bapa kami yang ada di surga… Dalam nama Bapa…