Dirimu seharga sehelai rambut

Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Rabu pekan biasa ke-34, 27 November 2019. Daniel 5, 1-6. 13-14. 16-17. 23-28; Lukas 21, 12-19. Suara: frater Ikky sdb (bacaan) dan bruder Bernard sdb (renungan)

Renungan kita pada hari ini bertema: Dirimu Seharga Sehelai Rambut. Kitab Daniel pada hari ini menggambarkan raja Belsasar dan para tamunya yang sedang berpesta tampak ketakutan luar biasa. Mereka melihat sabda Tuhan yang diungkapkan sebegitu provokatif, yaitu penglihatan sebuah tangan misterius sedang menulis firman Tuhan di dinding (Daniel 5,5dst). Lalu raja sangat ingin tahu makna kata-kata di dinding itu. Ia meminta pemuda Daniel orang Yahudi itu untuk menjelaskannya. 

Tuhan juga menulis aneka macam sabda-Nya di dunia ini melalui tulisan para utusan-Nya. Mereka telah menulis sabda Tuhan pada gulungan-gulungan berbahan kulit tumbuhan, yang kemudian dibaharui menjadi kitab suci. Sabda Tuhan itu, dalam proses penulisannya, ditulis dengan cara yang luar biasa bahkan agak provokatif. Selanjutnya firman itu hidup dengan begitu luar biasa dalam diri orang-orang yang percaya, ketika mereka mendengarkan Sabda dengan sangat baik dan setia, lalu mewartakannya.

Berbeda suasananya dengan tulisan firman Tuhan pada dinding yang dibaca raja Belsasar, kita memiliki kitab suci di ruangan atau di atas meja-meja kita. Kitab suci- kitab suci itu telah menghuni tempatnya di sana sekian waktu tertentu. Kita sering tidak menyadari kapan kita suci itu ditulis, penulisannya bagaimana, berapa lama menulisnya dan siapa saja yang menulis. Pertanyaan yang lebih serius dan mendalam adalah tentang isi dan makna kitab suci persisnya seperti apa. Karena banyak dari kita kurang membaca, maka kurang juga memahaminya.

Kalau memang pernah atau suka membaca, seseorang dapat menemukan sejumlah pesan yang ada di dalamnya. Jika memang ada begitu banyak yang tidak dipahami, itu adalah pengalaman umum. Dari situ datang rasa ingin tahu. Karena jika orang tidak pernah atau tidak suka membacanya, tentu rasa ingin tahu tidak ada juga. Raja memberikan contoh, yaitu bahwa kita memang perlu mempunyai rasa ingin tahu dan bertanya tentang firman Tuhan. Para murid dan rasul Yesus juga selalu bertanya kepada Sang Guru, isi dan makna firman Tuhan.  Pada hari-hari ini, mereka bertanya tentang akhir zaman dan mereka memperoleh jawaban yang tegas dan pasti dari Yesus. 

Hari ini jawaban Yesus lebih tegas lagi, yaitu harga akhir zaman bagi para pengikut amat mahal. Harga itu berupa pengorbanan diri dengan rela untuk mengikuti teladan sang Guru agung Yesus Kristus. Sehelai rambut juga harganya sama dengan seluruh diri kita masing-masing. Seluruh diri itu begitu mahal dan penting untuk diselamatkan. Melalui semua bentuk kesulitan, penderitaan dan penganiayaan, setiap bagian dan seluruh diri kita ditakdirkan untuk selamat. 

Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Allah maha mulia, semangatilah kami untuk selalu memiliki rasa ingin tahu akan setiap firman dan kehendak-Mu. Kemuliaan kepada Bapa… Dalam nama Bapa…

Please Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *