Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Senin pakan biasa ke-33, 18 November 2019. 1 Makabe 1, 10-15. 41-43. 54-57. 62-64; Lukas 18, 35-43. Suara: frater David sdb (bacaan) and pastor Dominggus sdb (renungan)
Renungan kita pada hari ini bertema: Semoga Dapat Melihat. Ada cerita di dalam perjanjian lama, tentang sejumlah orang Israel memilih untuk tunduk kepada raja Antiokus Epifanes dalam hal menyembah allah-allah orang kafir. Sebagai hasilnya, mereka membangun sebuah gelanggang olah raga di Yerusalem serta banyak kuil di tengah tradisi mereka yang sangat religius.
Namun tindakan mereka ini ditentang oleh sesama orang Yahudi lain yang tetap bertahan dengan imannya kepada Tuhan Allah nenek moyang. Yang bertahan ini melihat Tuhan dengan amat jelas. Sedangkan yang berbalik untuk menyembah berhala sudah tertutup matanya untuk dapat melihat dan menyembah Tuhan Allah yang benar. Ini merupakan isi bacaan pertama kita yang diambil dari kitab pertama Makabe.
Keadaan itu juga digambarkan di dalam Injil. Orang-orang yang sangat duniawi sifatnya ingin menghalangi pertemuan orang buta dengan Yesus, supaya ia mendapatkan penyembuhan dan penglihatan. Sementara itu si buta itu punya iman. Ia melihat dan memanggil Tuhan. Kehidupan kita juga terbagi-bagi antara mata iman yang jernih sehingga dapat melihat dengan jelas dan mata duniawi yang kabur bahkan buta, maka tidak dapat melihat rahasia kemuliaan Tuhan.
Mereka yang konsisten dan setia dalam imannya dianggap memiliki penglihatan iman yang jernih, nyata dan terang. Penglihatan ini menciptakan suatu keyakinan atau kepercayaan. Mata iman seperti ini membentuk hidup seorang beriman, sehingga meskipun ia berada di dalam keadaan hidup yang sulit, terancam dan teraniaya, keyakinan imannya itulah yang mempertahankan hidupnya. Mereka melihat dan mengalami bencana, pembunuhan, kelaparan, penyakit dan keterlantaran, mereka akan menyikapi itu dengan suatu keyakinan iman yang mewarnai semua sikap hidupnya.
Namun mungkin banyak di antara kita memiliki kesulitan untuk melihat dengan memakai mata iman. Mungkin kita yang mendengar renungan ini bukan termasuk orang-orang yang memuja berhala, atau yang meninggalkan iman dan yang memusuhi orang-orang yang beriman. Tetapi bisa jadi, di tengah kesulitan atau penderitaan baik rohani maupun jasmani, ada orang yang tidak sanggup menghadapi itu dengan sikap imannya. Mungkin orang langsung berpikir negatif, atau melihatnya hanya dari segi fisik, lahiriah, atau materi. Akibatnya, jiwa mereka menjadi rapuh dan mudah putus asa. Tetapi seandainya jiwanya kuat, keyakinan imannya teguh, penglihatan imannya jelas, mereka akan tetap mengandalkan Tuhan dalam seluruh sisi hidupnya. Maka doa yang pantas kita panjatkan ialah: ya Tuhan, semoga aku dapat melihat.
Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Bapa maha bijaksana, semoga kami mampu melihat dengan mata iman semua kenyataan hidup ini, terutama di dalam kesulitan dan penderitaan. Salam Maria… Dalam nama Bapa…