PENGAKUAN YANG BENAR

Renungan Sabda Tuhan hari Kamis pekan biasa ke-18, 9 Agustus 2018. Dari Yeremia 31,31-34 dan Matius 16,13-23. Suara: Peter Tukan sdb.

Tema renungan kita pada hari ini ialah: Pengakuan Yang Benar. Seorang ibu berusia sekitar 60-an terlihat beberapa menit yang lalu keluar dari kamar pengakuan dosa. Ia kemudian berjalan menuju ke tempat parkir, mendekati mobilnya, lalu menaikinya untuk pulang. Pastor yang sudah mendengarkan pengakuannya sudah beranjak dari kamar pengakuan dan terlihat sudah berada di dalam kantornya.

Namun tiba-tiba ibu itu mengetok pintu kantor pastor. Maksud dia ialah melakukan kembali pengakuan dosa. Pastor menjadi heran karena  ia baru saja selesai melakukan pengakuan dosa. Ibu itu beralasan, ia meminta pengakuan lagi karena pengakuan yang pertama tadi diyakininya tidak benar. Ia tidak mengungkap perbuatannya dan kejadian yang sesungguhnya. Ia sangat menyesalinya, yang membuatnya berat untuk pulang ke rumah. Maka lebih baik ia meminta pastor untuk mendengarkan kembali pengakuannya.

Adalah sangat beresiko jika suatu pengakuan disengajai menjadi tidak benar alias salah. Di dalam hukum sipil, jika suatu pengakuan atau kesaksian disampaikan tidak benar, pengadilan negara sudah menyediakan hukumannya. Ibu itu jelas melakukan suatu pengakuan dosa yang salah, dan hukumannya ialah ia sendiri merasa berat, bersalah, dan tidak tahan menyetir mobilnya untuk pulang. Ia harus membereskannya dahulu sebelum tinggalkan area gereja.

Nurani menjadi tersiksa, batin terpukul, perasaan kacau, dan pikiran tidak damai ketika orang melakukan kebohongan dengan membuat pengakuan yang salah. Sebaliknya, jika sebuah pengakuan itu disampaikan apa adanya, dalam ketulusan, berdasarkan kenyataan, dan bermaksud untuk menegakkan kebenaran, pasti pikiran, hati dan jiwa kita berada dalam damai dan tenteram. Tuhan juga sangat berkenan dan Ia akan selalu berpihak kepada kita. Barangsiapa yang hidup jujur dan lurus jalannya, ia sangat dikasihi Allah, demikianlah seruan pemazmur (Maz 50,23).

Pengakuan rasul Petrus tentang pribadi Yesus Kristus yang sebenarnya menjadi contoh bagi kita untuk membuat pengakuan iman, yang harus kita lakukan dengan benar dan sungguh-sungguh. Meski terkadang kita bersikap ceroboh dan sengaja berbuat dosa, tetapi kalau tentang pengakuan iman kita tidak boleh salah atau melenceng sedikit pun. Misalnya, bila seseorang mengatakan kalau Yesus Kristus itu bukanlah Putera Allah tetapi hanya sebagai utusan Allah yang hebat dan perkasa, ini sudah menjadi suatu dosa yang fatal. Ini termasuk warisan pusaka Yesus seperti Ekaristi dan Sabda Tuhan, jika itu tidak diakui maka dosanya sangat besar. Nabi Yeremia mengatakan bahwa kita harus sungguh-sungguh mengenal Tuhan, supaya kita mengakui Dia dengan tulus dan benar.

Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Ya Yesus, semoga kami selalu mengakui-Mu dari hati dan pikiran kami yang benar. Salam Maria… Dalam…

Please Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *