Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Senin pekan biasa ke-18, 6 Agustus 2018; Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya.
Renungan kita pada hari ini bertema: Mata dan Telinga Yang Berjaga. Seorang pemuda untuk kali ketiganya berpacaran dan ia berpikir kalau kali ini mesti memberikan hasil positif. Dua kali sebelumnya selalu berakhir dengan kesedihan lantaran ada banyak ketidak-sesuaian. Ia mengevaluasi diri dan mengetahui bahwa ada sisi negatif dari dirinya yang ikut menyebabkan kegagalan pacaran selama dua kali. Lalu ia bicarakan itu dengan kedua orang tuanya. Nasihat kedua orang tuanya begini: keputusan hati kita untuk berkata dan bertindak sangat bergantung pada kemampuan melihat dan mendengar.
Mata dan telinga kita harus senantiasa aktif untuk mendapatkan kenyataan tentang orang lain yang kita kasihi. Ketika melihat bahwa orang di sampingmu sedang sibuk dengan berbagai pekerjaan, atau ketika telinga mendengar kalau orang tersebut suaranya sudah tidak berdaya, keputusan hatimu akan menentukan tindakan untuk memperhatikan dia. Pemuda itu mengamini nasihat itu dan bertekat untuk membuat kesempatan pacaran yang ketiga kali itu berbuah baik dan bisa meningkat menjadi hubungan ke jenjang perkawinan.
Pada hari pesta Yesus menampakkan kemuliaan-Nya ini, Sabda Tuhan mengajarkan kita untuk mengalami kemuliaan dan kebesaran Tuhan melalui mata kita yang melihat dan telinga kita yang mendengar. Ketiga bacaan menggambarkan pengelihatan dan pendengaran fisik yang dialami oleh nabi Daniel, rasul Petrus dan kedua rekannya. Mereka melihat penampakan Tuhan dan mendengar suara yang datang langsung dari Tuhan. Suatu pengalaman iman yang secara langsung seperti ini sangat didambakan oleh banyak dari kita. Kita bagaikan terangkat setinggi gunung Tabor tempat para rasul menyaksikan penampakan kemuliaan Tuhan.
Saat ini hampir semua pengalaman iman kita ialah kejadian-kejadian tidak langsung namun dipertandai secara langsung. Yesus bersabda dan menampakkan kemuliaan-Nya melalui diri Bapa Suci, atau seorang imam, atau seorang saudara yang berbuat baik dan mengasihi kita. Yesus hadir secara pribadi langsung tetapi diperlambangkan oleh Roti Ekaristi yang selalu kita sembah dan santap. Yesus juga berdiri di mimbar dan bersabda secara langsung tetapi ditandai oleh seorang pewarta. Pengalaman-pengalaman seperti ini sangat bernilai tinggi dan membantu pertumbuhan iman kita. Mata dan telinga kita sangat berperan untuk pertumbuhan iman ini.
Yang menjadi masalah ialah jika kita tidak mendengar dan melihat dengan suatu perhatian yang baik, kita bakal kehilangan pengalaman akan kemuliaan Tuhan yang hadir di dalam diri sesama, alam lingkungan, dan peristiwa hidup kita.
Marilah kita berdoa. Dalam nama… ya Yesus yang baik, semoga kami selalu ingin melihat dan mendengarkan Dikau dalam setiap situasi hidup kami. Salam Maria… Dalam nama…