KASIH ABADI

Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Selasa pekan biasa ke-18, 7 Agustus 2018. (Suara oleh: Bruder Aleks SDB)

Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kasih Abadi. Ardi sudah tiga bulan meninggalkan keluarganya karena harus kuliah di kota yang jauh. Baik dirinya dan orang tuannya sama-sama kuatir, apakah nantinya Ardi bisa mandiri dan membawa dirinya sesuai dengan harapan. Tetapi karena tuntutan studi dan harapan masa depan, Ardi mesti melangkah pergi dan menghadapi tantangan.

Sebagai bentuk komunikasi yang tetap terjalin dan kepastian tentang keberadaan sang anak di tempat yang jauh, suami-isteri atau ayah-bundanya selalu bergantian mengontak Ardi. Sejak awal berada di tempat baru, Ardi sudah memegang prinsip bahwa seperti apa situasi dan perbuatannya, paling kurang ayah dan ibunya mengetahui. Hp dan internet harus selalu berfungsi untuk itu.

Cinta kasih yang abadi dan besar mengatasi segala tantangan dan rintangan. Itu yang dialami oleh Ardi dan kedua orang tuanya. Cinta kasih menjadi motivasi satu-satunya yang menjamin mereka selalu berkomunikasi meskipun jaraknya jauh dan kesibukan-kesibukan yang berbeda. Karena cinta kasih yang sama, Yesus mempercayakan rasul-rasulnya untuk pergi dan berada jauh dari diri-Nya. Ia mengawasi, memantau, menjaga dan membimbing mereka dari jauh. Roh-Nya tinggal bersama dengan mereka, meskipun secara fisik mereka berjauhan.

Kasih yang abadi menjadi isi utama kehadiran Tuhan dalam hidup kita baik sebagai anggota Gereja maupun sebagai bagian dari masyarakat. Ia berjanji untuk menyertai kita sampai akhir zaman dengan Roh-Nya yang selalu menerangi dan membimbing kita. Kasih abadi itu menjadi kekuatan untuk mempertahan keutuhan hidup bersama sebagai suami-isteri, orangtua dan anak-anaknya, persahabatan di antara kita, aneka kerja sama yang kita jalin untuk berbagai urusan dalam hidup kita.

Kasih yang sama menjadi alasan mendasar untuk kita meninggalkan kebiasaan dan mentalitas lama yang tidak sehat atau negatif. Dengan semangat kasih itu kita perlu menciptakan pembaharuan-pembaharuan yang dapat meningkatkan kualitas hidup kita baik pribadi maupun bersama. Secara pribadi, kelemahan dan dosa yang mengikat kita sampai tidak bisa bergerak maju secara bebas dan benar harus dihancurkan. Kita bisa berjalan di atas air bersama Yesus ketika sudah dibebaskan. Secara bersama, mentalitas dan kultur yang membelenggu dan mematikan kreativitas dan kerja sama untuk kemajuan juga harus ditinggalkan. Cinta kasih menuntut hal itu.

Pemilik kasih abadi ialah Tuhan Allah, dan dengan berpartisipasinya kita kepada Yesus Kristus, kasih abadi itu juga menjadi ciri khas dan spiritualitas kita. Semoga kita selalu wewarnai hidup kita dengan kasih abadi itu.

Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Ya Tuhan, penuhilah kami dengan kasih abadi dari-Mu dan kiranya Roh-Mu tetap bekerja untuk menjiwai seluruh hidup kami. Kemuliaan… Dalam nama Bapa…

Please Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *