MALAIKAT AGUNG RAFAEL DAN KELUARGA

Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Jumat Pekan Biasa ke-9

4 Juni 2021

Bacaan dibawakan oleh Suster Maria Melania Eleinora Salu dan renungan dibawakan oleh Suster Maria Selfiana Hoar Besin, dari Biara RVM di Keuskupan Agung Kupang.

Tobit 11: 5-14; Mazmur tg 146: 2abc.7.8-9a.9bc-10; Markus 12: 35-37

Pembacaan dari Kitab Tobit (11: 5-14)

Pada waktu itu duduklah Hana mengamati jalan
yang bakal ditempuh Tobia, anaknya.
Ia telah mendapat firasat bahwa anaknya tengah datang.
Berkatalah Hana kepada ayah Tobia,
“Sungguh anakmu tengah datang,
dan juga orang yang menyertainya.”

Sebelum Tobia mendekati ayahnya berkatalah Rafael kepadanya,
“Aku yakin bahwa mata ayahmu akan dibuka.
Oleskanlah empedu ikan itu pada matanya.
Obat itu akan meresap dahulu,
lalu akan terkelupaslah bintik-bintik putih itu dari matanya.
Maka ayahmu akan melihat lagi dan memandang cahaya.”

Adapun Hana bergegas-gegas mendekap anaknya,
lalu berkatalah ia,
“Setelah engkau kulihat, anakku, sekarang aku dapat mati!”
Dan iapun menangis.
Tobitpun berdiri,
dan meskipun kakinya tersandung-sandung,
ia keluar dari pintu pelataran rumah.
Tobia menghampiri ayahnya dengan membawa empedu ikan itu.
Lalu ditiupinya mata Tobit,
ditopangnya ayahnya, dan kemudian berkatalah ia kepadanya,
“Tabahkan hatimu, Ayah!”
Kemudian obat itu dioleskannya pada mata Tobit
dan dibiarkannya sebentar.
Lalu dengan kedua belah tangan dikelupaskannya sesuatu
dari ujung-ujung matanya.
Maka Tobit mendekap Tobia sambil menangis.
Katanya, “Aku melihat engkau, anakku, cahaya mataku!”
Ia menyambung pula,
“Terpujilah Allah! Terpujilah nama-Nya yang besar!
Terpujilah para malaikat-Nya yang kudus!
Hendaklah nama Tuhan yang besar berada di atas kita
dan terpujilah segala malaikat untuk selama-lamanya.
Sungguh, aku telah disiksa oleh Tuhan,
tetapi aku melihat kembali anakku Tobia.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Tema renungan kita pada hari ini ialah: Malaikat Agung Rafael dan Keluarga. Beberapa hari ini bacaan pertama liturgi Gereja mengisahkan Tobit dan keluarganya yang bersahabat karib dengan Malaikat Agung Rafael. Malaikat Agung ini yang selalu menolong Tobit dan keluarganya.

Ia terkenal sebagai malaikat kesembuhan. Tobit yang sedang buta dan kesembuhannya dikisahkan pada teks bacaan hari ini. Campur tangan Malaikat Rafael, kebaikan yang diperoleh putranya Tobia setelah beristeri Sarah, obat empedu ikan dan kembalinya sang anak ke dalam rumah dan keluarga, merupakan faktor-faktor yang membantu kesembuhan Tobit.

Kisah ini menunjuk pada dua unsur mendasar untuk sebuah kesembuhan: anggota keluarga dan rumah. Ada seorang gadis 20 tahun bercerita bagaimana ia sembuh dari wabah Covid-19. Virus itu membuat ia harus dirawat di rumah sakit. Ia pasrah dengan keselamatannya. Penanganan medis dan support system yang ada bersama-sama membantunya melalui perhatian yang berbeda-beda. Semua itu berhasil membuat tubuhnya kuat sehingga ia dapat melawan virus itu. Akhirnya ia sembuh dan perlahan kesehatannya pulih. Tuhan sungguh memakai anggota keluarga dan semua dalam sistem itu untuk menyembuhkannya. 

Tuhan Allah menjadikan Yesus Kristus sebagai bagian dari keluarga Daud dan semua kesembuhan, pemulihan dan pembaharuan dibuat Yesus di dalam seluruh keturunan Daud dari kekerasan hati, kebutaan dan kebodohan. Jika ternyata masih ada orang yang buta atau sakit jiwannya meski sudah disampaikan kabar suka cita oleh Yesus, masih ada harapan kiranya kekerasan hatinya itu sembuh.

Pada hari ini kita dapat belajar sesuatu yang sangat berguna, yaitu Tuhan melalui malaikatnya Rafael membawa kita kepada keluarga dan komunitas masing-masing. Di sana ada kekayaan rohani dan jasmani yang dapat menyembuhkan setiap anggotanya entah sakit jasmani entah sakit rohani. Anggota keluarga atau komunitas kita dapat menyembuhkan, demikian juga rumah dan suasana keluarga merupakan obat kehangatan dan kenyamanan bagi kita. 

Meskipun perlu kita mengakui sampai saat ini, keluarga atau komunitas kita yang masih terus menanggung beban sakit, baik yang disebabkan oleh anggota sendiri atau oleh situasi dan kesulitan tertentu yang menyebabkan kehidupan bersama menjadi bermasalah. Tetapi hendaknya kita tidak menyangkal atau menghilangkan faktor keluarga dan komunitas yang menjadi sebuah support system yang permanen. Masuklah dan tinggallah di sana bersama Malaikat Rafael dan Tuhan Yesus, semoga semuanya menjadi berubah dan menjadi baru lagi.

Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Ya Allah yang mulia dan agung, pandanglah dan berkatilah kami masing-masing yang terikat dan bersatu dengan keluarga atau komunitas kami, sehingga setiap dari kami menjadi berkat bagi yang lain. Salam Maria penuh rahmat … Dalam nama Bapa…

Please Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *