Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Rabu pekan biasa ke-25, 25 September 2019. Ezra 9, 5-9; Lukas 9, 1-6. Suara: frater David sdb (bacaan) dan pastor Pras sdb (renungan)
Tema renungan kita pada hari ini ialah: Kesederhanaan Adalah Kekuatan. Ketika Yesus menugaskan murid-murid-Nya untuk melakukan pelayanan kepada orang banyak tanpa dilengkapi fasilitas dan materi pendukung yang memadai, para utusan itu tidak mengeluh dan protes. Mereka yakin untuk menjalankan itu dengan senang hati. Mereka jalankan itu dalam semangat kesederhanaan dan sumber daya sangat terbatas. Namun ini adalah sebuah kekuatan. Mereka tak usah kuatir karena Yesus tentu menemani mereka.
Seorang lelaki hanya dengan modal berani, iman yang dihayati, dan rasa percaya diri, ia tinggalkan isteri dan ketiga anaknya di desa. Ia pergi merantau di kota. Tekatnya bulat dan tinggi, yaitu ia rela hidup sederhana dan bekerja keras. Dengan begitu, ia dapat mengumpulkan uang untuk membangun keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya. Ia selalu berdoa tiap hari dan memohon berkat Tuhan untuk niatnya yang mulia ini. Ia percaya, hidupnya, keberadaannya sebagai seorang perantau dan keluarganya di desa adalah miliknya Tuhan. Maka Tuhan saja yang memelihara dan memimpin hidup mereka.
Ada banyak pernyataan inspiratif mengenai kesederhanaan. Sederhana itu indah. Sederhana adalah kebahagiaan. Sederhana itu menguatkan. Hidup sederhana itu mulia. Dan seterusnya. Hidup sederhana bukan tentang miskin dan melarat, juga bukan soal tidak berbuat apa-apa atau tidak menginginkan apa-apa. Hidup sederhana dipandang indah, bahagia dan mulia karena dijalani dalam kerendahan hati dan kesadaran bahwa kekeliruan atau kesalahan dapat diperbaiki melalui pengampunan dan pertobatan. Di hadapan Allah, kita adalah orang-orang dengan segala kekurangan dan hanya dari Dialah kita diperkuat dan disempurnakan, begitu kata kitab Ezra dalam bacaan pertama.
Hidup sederhana sebagai kekuatan karena ketergantungan utama kita kepada Tuhan. Kita menikmati hidup ini dengan menjalankan peran dan tanggung jawab kita masing-masing, sebagai tanda persembahan diri kita kepada Tuhan dan orang-orang yang kita cintai. Kita dikaruniai kemampuan yang cukup untuk menjalankan setiap tugas dan tanggung jawab. Tuhan menjamin untuk mencukupi segala keperluan hidup kita. Hidup kita ada di bawah kontrol Tuhan. Jika Ia tidak menjamin itu, Ia tidak mungkin memberikan kita kepercayaan.
Prinsip hidup sederhana sebagai kekuatan ialah ini: kita jalani hidup kita sesuai dengan kemampuan yang dikaruniakan oleh Allah, dan bila kita tidak mampu untuk satu dan lain kepentingan karena tantangan atau halangan tertentu, Tuhan akan melakukan bagiannya bagi kita.
Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Bapa di surga, kami selalu berdoa, “Datangalah Kerajaan-Mu” supaya dapat membuat hidup kami memiliki kekuatan, yaitu sejalan dengan kemampuan kami dan juga bergantung kepada kekuasaan-Mu. Bapa kami… Dalam nama Bapa…