KARPET MERAH YOHANES

Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Kamis pekan biasa ke-12

Hari Raya Kelahiran Yohanes Pembaptis

24 Juni 2021

Bacaan dibawakan oleh Adventisira dan renungan dibawakan oleh Krisniayunani, dari Asrama Putri Santa Luisa di Kediri, Jawa Timur

Yesaya 49: 1-6; Mazmur tg 139: 1-3.13-14ab.14c-15; Kisah Para Rasul 13: 22-26; Lukas 1: 57-66.80

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Pada waktu itu
genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin,
dan ia pun melahirkan seorang anak laki-laki.
Ketika para tetangga serta sanak saudaranya mendengar
bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepada Elisabet,
bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia.
Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan
untuk menyunatkan anak itu,
dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya.
Tetapi Elisabet, ibunya, berkata,
“Jangan, ia harus dinamai Yohanes.”
Kata mereka kepadanya,
“Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian.”

Lalu mereka memberi isyarat kepada Zakharia
untuk bertanya nama apa yang hendak ia berikan kepada anaknya itu.
Zakharia meminta batu tulis,
lalu menuliskan kata-kata ini,
“Namanya adalah Yohanes.”
Dan mereka pun heran semuanya.

Seketika itu juga terbukalah mulut Zakharia,
dan terlepaslah lidahnya,
lalu ia berkata-kata dan memuji Allah.

Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya,
dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur
di seluruh pegunungan Yudea.
Semua yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata,
“Menjadi apakah anak ini nanti?”
Sebab tangan Tuhan menyertai dia.

Anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya.
Ia kemudian tinggal di padang gurun
sampai tiba harinya ia harus menampakkan diri kepada Israel.

Demikianlah Injil Tuhan.

Tema renungan kita pada hari ini ialah: Karpet Merah Yohanes. Di dalam Gereja baik di Timur maupun Barat dalam hal ini Latin-Roma, kelahiran Yohanes Pembaptis dirayakan pada hari ini. Kita menjadikannya hari raya, sebab Yohanes telah memperlihatkan perannya yang sangat penting dalam karya Yesus Kristus di dunia.

Berita tentang karunia Yohanes ke dalam hidup Zakaria dan Elisabeth sudah merupakan berita besar sekali yang mencengangkan banyak orang. Menyusul ialah perutusan yang dibawa Yohanes kelak, yaitu mempersiapkan manusia untuk menyambut Yesus Kristus. Mesias bagi Israel ialah raja agung yang memiliki segala kuasa dan menjadi harapan tertinggi demi kehidupan mereka yang tenteram dan damai. Jadi persiapannya tentu harus sangat besar dan terbaik.

Pribadi Yohanes sejak di dalam kandungan Bunda Elisabeth, berikut kelahirannya, dan perutusannya bagaikan karpet merah bagi raja agung Yesus Kristus. Ia sudah mencengangkan dunia dan mengubahnya kepada terang kehidupan yang baru, bahkan orang sejahat Herodes pun segan kepadanya. Tetapi ia sendiri mengakui bahwa Yesus jauh lebih besar daripada dirinya. Ia relakan diri untuk menjadi karpet merah yang membentang di tanah sebagai jalan terbuka dan terhormat supaya Yesus Kristus datang dan melewati di atas dirinya. 

Kelahiran Yohanes Pembaptis memberikan kita makna akan sebuah perutusan atau tugas yang merefleksikan panggilan hidup. Nama “Yohanes” yang dilekatkan pada dirinya berarti “Tuhan yang penuh rahmat”. Menurut kitab nabi Yesaya, pemanggilan nama itu sudah dilakukan sejak dalam kandungan ibu. Pemanggilan nama mengandung arti bahwa pribadi manusia sudah dikenal dan ditentukan kalau nanti setelah lahir ia sudah mempunyai tugas yang spesifik. Jadi kelahiran seorang anak manusia, termasuk kita masing-masing, sudah di dalam rencana Tuhan. Tidak ada seorang anak manusia dilahirkan secara kebetulan atau spontan.

Yohanes mempersiapkan jalan supaya pemilik atau bos-Nya rahmat itu datang ke dalam dunia demi menghalau dosa dan membawa keselamatan. Kita sebenarnya dapat menggunakan setiap rahmat yang dicurahkan oleh Tuhan, khususnya melalui sakramen-sakramen yang telah kita terima untuk menyingkirkan dosa, membaharui hidup, dan menjalankan suatu hidup baru. Memiliki dan menikmati hidup baru lantas tidak membuat kita besar kepala, sombong, dan bersenang-senang saja. Hidup baru kita mesti tetap mengikuti gaya Yohanes yang menjadi karpet merah bagi Tuhan, terutama dalam pelayanan-pelayanan kepada orang lain. Biarlah mereka tahu bahwa Tuhan yang berbuat bagi hidup mereka dan bukan kita yang berbuat.

Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Ya Allah kami, semoga perayaan untuk memeriahkan hari kelahiran Yohanes Pembaptis ini memperkuat semangat kami untuk selalu hidup di dalam rahmat-Mu. Kemuliaan kepada Bapa…Dalam nama Bapa…

Please Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *