Harus melewati lubang jarum

Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Kamis pekan biasa ke-34, 28 November 2019. Daniel 6, 12-28; Lukas 21, 20-28. Suara: frater Ikky sdb (bacaan) dan bruder Aleks sdb (renungan)

Renungan kita pada hari ini bertema: Harus Melewati Lubang Jarum. Pengalaman pengasingan dan menjadi tertawan sangat tidak menyenangkan. Hidup di tempat asing dan dirimu tidak memiliki siapa-siapa untuk merasa dekat, memang menyedihkan. Bagi siapa pun yang ingin survive dan bertahan, ia harus melewati semua tantangan dan kesulitan. Ia harus mengandalkan Tuhan yang diimaninya. Hidupnya bagai harus melewati lubang jarum merupakan sebuah kenyataan yang dilalui dengan kesabaran dan perjuangan.

Pengalaman menjadi orang tertawan dan dalam pengasingan itu dialami oleh pemuda Daniel yang dikisahkan dalam bacaan pertama hari ini. Pemuda Yahudi ini dimusuhi habis-habisan oleh para pembenci yang ingin menghancurkannya. Tetapi Sang Raja Darius yang menaruh hormat kepada Allah merupakan salah satu yang berpihak kepada Daniel. Setelah terbukti bahwa hukuman atas Daniel untuk dibinasakan di dalam gua singa tidak berhasil, Daniel akhirnya dibebaskan dan pengakuan terhadap Tuhan yang adil dan benar dilakukan oleh Raja serta kerajaannya, sedangkan para penjahat dan pembenci dihukum mati.

Pada hari-hari menjelang akhir tahun liturgi ini, pewartaan firman Tuhan tentang akhir zaman menggambarkan suasana yang menggemparkan dan menakutkan. Suasana ini dapat kita pahami sebagai peristiwa peralihan atau transisi. Setiap peralihan atau transisi memiliki lebih banyak suasana kritis dibandingkan dengan keadaan tenang dan menyenangkan. Orang harus bekerja ekstra untuk menyiapkan segala sesuatu. Orang harus memutuskan untuk meninggalkan yang tidak perlu, dan mereka harus dipenuhi bayangan akan langkah-langkah selanjutnya yang belum tentu pasti. 

Sebuah masa transisi dapat dipandang sebagai keadaan seperti harus melewati lubang jarum. Di dalam keadaan yang sulit dan tampaknya harapan kecil untuk berhasil, panggilan untuk memperoleh kebebasan dan keselamatan terasa amatlah penting. Di situ iman seseorang diuji supaya semakin kuat dan membuatnya mampu bertahan. Pengharapan seseorang juga menjadi lebih kuat karena janji akan pencapaian indah dan luar biasa akan menjadi kenyataan. Inilah ciri khas iman Kristiani, yang bersumber dari jalan salib Yesus Kristus. 

Salib Tuhan Yesus Kristus pada prinsipnya adalah tanda kemenangan. Padanya Tuhan Yesus menetapkan sebuah kehancuran dan kebinasaan yang fana dan duniawi. Namun Tuhan sekaligus menciptakan kemenangan dan kehidupan sebagai karunia Ilahi yang tidak akan hancur atau binasa lagi. Semua gambaran yang mengerikan dalam masa transisi, seperti yang dilukiskan dalam Injil sebagai suatu peristiwa penggenapan waktu, adalah kesempatan yang wajib kita hadapi dan lalui di dalam Tuhan kita Yesus Kristus.

Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Ya Tuhan, di dalam keadaan terjepit dan sulit, semoga kami selalu menemukan Dikau. Bapa kami… Dalam nama Bapa… 

Please Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *