Determinasi dunia tak bisa ditahan

Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Selasa pekan biasa ke-34, 26 November 2019. Daniel 2, 31-45; Lukas 21, 5-11. Suara: frater Ikky sdb (bacaan) dan pastor Ambros sdb (renungan)

Renungan kita pada hari ini bertema: Determinasi Dunia Tak Bisa Ditahan. Secara alamiah, tubuh kita dan segala barang duniawi akan tunduk kepada hukum alam. Kulit kita tak bisa bertahan pada suhu yang amat dingin atau amat panas. Kita akan lelah dan nafas terputus-putus setelah berlari di jalan menanjak beberapa kilometer jauhnya. Dedaunan akan gugur lalu hancur menjadi tanah. Rumah dan kota-kota yang dulu, sudah hancur dan tinggal puing-puing saja. Tubuh kita setelah mati akan menyatu dengan tanah. 

Ini namanya hukum determinasi, yaitu diri dan hidup kita ditentukan atau ditakdirkan untuk taat dan mengikuti yang dimaui alam. Yang juga ikut menentukan ialah tindakan-tindakan manusia yang keras seperti perang, diskriminasi, intoleransi dan kejahatan lainnya, sudah merupakan bagian dunia ini. Karena dosa asal, kita mau tak mau menerima kenyataan bahwa kita mesti berjuang, mempertahankan diri bahkan rela menerima bahwa pada saatnya kita akan mati dan meninggalkan dunia ini.

Daniel, pemuda bijaksana yang bersama ketiga saudaranya dari Yahudi bekerja melayani raja Persia Nebukadnesar, memberikan pemahaman tentang determinasi alam dan hidup dunia ini kepada raja yang tidak percaya kepada Tuhan Allah. Kerajaan yang perkasa dan penuh kekuasaan di seluruh bumi akan hancur dan hanya tinggal namanya saja. Yesus juga menyatakan bahwa bait suci yang indah akan hancur hingga rata sampai tanah. Menyusul, akan ada bencana alam luar biasa dan penyakit menular ke seluruh muka bumi. 

Semua ramalan bakal terbukti satu persatu dengan berjalannya waktu. Ini berarti kita semua dan seluruh hasil karya kita di dunia ini tunduk pada hukum alam yang menyatu dengan waktu yang terus berganti. Tak ada satu pun dari kita yang dapat mengintervensi, merekayasa dan menghentikan bahkan dengan kemampuan teknologi sehebat apa pun. Teknologi dan kekuasaan politik tak sebanding dengan kebijaksanaan dan kehendak Allah. Lalu Tuhan mengizinkan dan memampukan manusia untuk berteknologi dan berkekuasaan politik untuk maju dan menjadi besar. Tetapi Tuhan membuat supaya alam dan hukumnya tetap berdaulat dan berdeterminasi. 

Bahkan Tuhan sendiri tidak bisa mencegah kalau kemauan alam itu terjadi dan saatnya tubuh dan materi dunia ini memang harus sampai pada akhiratnya. Kehendak Tuhan adalah pasti, yaitu yang sementara di dunia ini pada saatnya hancur dan mati, karena akan ada suatu kekuasaan yang hidup abadi, yaitu kerajaan Allah sendiri. Kita sangat percaya akan hal ini.

Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Ya Tuhan Yesus yang mulia, berkatilah kami pribadi-pribadi dan keluarga serta komunitas, supaya kami senantiasa memandang Dikau dalam pengharapan untuk kehidupan abadi bagi kami semua. Kemuliaan kepada Bapa… Dalam nama Bapa…

Please Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *