Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Selasa pekan biasa ke-10
8 Juni 2021.
Bacaan dibawakan oleh Sri Mulyani dan renungan dibawakan oleh Cindy, dari Lingkungan Santa Lusia 1, Gereja St. Yakobus, Paroki Kelapa Gading, Keuskupan Agung Jakarta.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5: 13-16)
Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda,
“Kalian ini garam dunia.
Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah dapat diasinkan?
Tiada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak orang.
Kalian ini cahaya dunia.
Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Lagipula orang tidak menyalakan pelita
lalu meletakkannya di bawah gantang,
melainkan di atas kaki dian,
sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
Demikianlah hendaknya cahayamu bersinar di depan orang,
agar mereka melihat perbuatanmu yang baik,
dan memuliakan Bapamu di surga.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan kita pada hari ini bertema: Cahaya Bagi Kegelapan. Ada sepasang suami dan istri yang sudah lima tahun menikah itu, baru seminggu ini bagai mengalami hidup baru. Mereka menyambut gembira kelahiran pertama hasil perkawinan mereka selama lima tahun. Dalam penantian itu tampaknya lebih banyak susahnya daripada senang. Pertengkaran selalu terjadi lantaran saling menyalahkan pada pihak mana yang menjadi penyebab kesusahan itu.
Puncaknya ialah setahun sebelum sang istri hamil, ketika mereka terancam cerai. Suami yang lebih dahulu menuntut cerai, yang kemudian istri menyusul menyetujui cerai. Perkawinan dan kehidupan keluarga muda ini benar-benar sedang dalam kegelapan dunia ini. Meskipun ada matahari di siang hari, bulan dan bintang di malam hari, namun hidup mereka dari saat ke saat seperti tidak menemui satu cahaya yang dapat memberikan jalan keluar dari masalah.
Tuhan tidak tega dengan umat-Nya yang sedang menderita. Ia menentukan jodoh mereka. Ia menyelenggarakan perkawinan mereka. Mengapa Ia sampai mengizinkan kesusahan itu berakhir dengan kehancuran perkawinan dan keluarga? Kepastian pertolongan itu terungkap jelang pertengahan tahun ke-5 perkawinan mereka. Istri terbukti hamil, setelah tanpa sengaja melakukan pemeriksaan kesehatan ke dokter.
Berita dan suasana bahagia segera mengisi seluruh rumah tangga mereka. Suami bersujud di hadapan istri, mereka bermaafan, berpelukan, menangis haru tanda gembira. Sembilan bulan kehamilan berlalu dan kelahiran secara normal bayi laki-laki yang diberi nama Salvatore (penyelamat) itu, sungguh menjadi cahaya untuk menghalau kegelapan yang sempat beberapa lama menutup kehidupan suami-istri dan keluarga yang sedang mereka bangun.
Bayi itu diberi nama Salvatore demi menegaskan peran Tuhan Yesus sebagai penyelamat manusia dan terang bagi dunia. Santo Yohanes mengatakan dalam Injilnya bahwa Yesus adalah Sang Terang, dan kita pengikut-Nya diundang untuk selalu tinggal di dalam terang itu. Ia memberikan terang-Nya kepada kita melalui semua berkat karunia yang dicurahkan kepada kita. Pada hari ini Injil Matius mengajarkan dan meminta supaya kita para pengikut Kristus menjadi terang dunia. Jangan biarkan terang yang sudah diberikan Tuhan itu tidak terpakai atau tidak dibagikan ke sesama.
Santo Paulus di dalam bacaan pertama menegaskan bahwa terang bagi kita yang tidak pernah pudar ialah menemukan “ya” atau “amin” dalam semua janji Allah yang diwartakan oleh Tuhan kita Yesus Kristus. Setiap kali kita menjawab “Amin”, jadikan ini sebagai kesempatan kita memuliakan Allah kita.
Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa…Ya Yesus yang baik, jadikanlah kami cahaya-Mu bagi dunia di sekitar kami yang sangat membutuhkan pertolongan. Kemuliaan kepada Bapa… Dalam nama Bapa …