Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan Hari Minggu Biasa ke-12
20 Juni 2021.
Bacaan pertama dibawakan oleh Gita Nurani Maria, bacaan kedua dibawakan oleh Inke Oktavelia, dari Gereja Santo Yohanes Bosco, Paroki Danau Sunter di Keuskupan Agung Jakarta, bacaan Injil dan renungan dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB dari KomSos SDB Indonesia di Jakarta.
Pembacaan dari Kitab Ayub
Dari dalam badai Tuhan menjawab Ayub, kata-Nya,
“Siapa yang telah membendung laut dengan pintu,
ketika laut itu membual ke luar dari dalam rahim samudera?
ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya
dan kekelaman menjadi kain bedungnya?
ketika Aku menetapkan batasnya,
dan memasang palang dan pintu?
ketika Aku berfirman:
Sampai di sini engkau boleh datang dan jangan lewat,
di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan?”
Demikianlah sabda Tuhan.
Pembacaan dari Surat Kedua Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus
Saudara-saudara,
kasih Kristus telah menguasai kami.
Sebab kami mengerti bahwa,
jika satu orang sudah mati untuk semua orang,
maka semua orang sudah mati.
Dan Kristus telah mati untuk semua orang,
supaya mereka yang hidup,
tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri,
melainkan untuk Dia,
yang telah mati dan dibangkitkan bagi mereka.
Sebab itu
kami tidak lagi menilai seorang pun menurut ukuran manusia.
Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia,
sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian.
Jadi barangsiapa ada dalam Kristus,
ia adalah ciptaan baru.
Yang lama sudah berlalu,
dan sungguh, yang baru sudah datang!
Demikianlah sabda Tuhan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus
Sekali peristiwa,
waktu hari sudah petang,
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
“Marilah kita bertolak ke seberang.”
Mereka meninggalkan orang banyak,
lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka
dalam perahu di mana Yesus telah duduk
dan perahu-perahu lain pun menyertai Dia.
Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat,
dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu,
sehingga perahu itu mulai penuh dengan air.
Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan,
di atas sebuah tilam.
Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya,
“Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?”
Yesus pun bangun, menghardik angin itu,
dan berkata kepada danau itu,
“Diam! Tenanglah!”
Lalu angin itu reda, dan danau pun menjadi teduh sekali.
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya,
“Mengapa kamu begitu takut?
Mengapa kamu tidak percaya?”
Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain,
“Siapa gerangan orang ini,
sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?”
Demikianlah Injil Tuhan.
Tema renungan kita pada hari Minggu Biasa ke-12 ini ialah: Takut Akan Tuhan. Ada perbedaan prinsip soal ketakutan ini, yaitu antara takut akan Allah dan takut akan semua hal lain yang ada di dunia. Terhadap orang-orang yang takut bukan kepada Tuhan Allah, nasihat yang diberikan oleh ketiga bacaan hari Minggu ini ialah jangan takut. Maka pilihannya hanya tinggal satu yaitu takut akan Tuhan.
Kita dapat menyebut takut akan Tuhan ini sebagai ketakutan suci. Di antara 7 Karunia Roh Kudus yang dicurahkan kepada seorang terbaptis pada saat menerima Sakramen Penguatan, karunia yang ke-7 itu ialah karunia takut akan Allah. Apa yang dimaksudkan dengan takut akan Tuhan? Maknanya positif, yaitu kepatuhan atau ketaatan kepada Pribadi yang menguasai kita dengan cinta-Nya dan melengkapi kita dengan belas kasih dan segala kebaikan.
Orang yang hidupnya sungguh menghayati takut akan Tuhan, ia selalu melengkapi dirinya dengan waspada, sistem pencegahan dan penuh perhatian supaya kata dan perbuatannya itu jangan sampai menyakiti hati Tuhan. Jadi ia sebenarnya takut untuk membuat Tuhan kecewa, mempermalukan bahkan meniadakan Tuhan sendiri.
Di dalam Injil hari ini, Yesus mengingatkan kita supaya segala hal di dunia yang pasti mengganggu atau menyulitkan kehidupan jasmani dan rohani, tak perlu kita takuti. Alasan utamanya karena Ia selalu bersama dengan kita. Ia telah mengalahkan semua yang tampaknya menakutkan itu. Nabi Ayub dikisahkan dalam bacaan pertama bahwa ia sangat takut dengan ancaman alam, yaitu badai gelombang laut yang ganas.
Demikian juga para rasul di danau merasa begitu takut dengan ancaman taufan yang dahsyat. Keadaan alam yang menakutkan tersebut merupakan gambaran teror besar yang mengancam hidup manusia. Meskipun demikian, kita semua tahu bahwa Tuhan ada bersama kita. Ketakutan di dalam dunia ini bisa bermacam-macam, misalnya orang takut gagal, takut kehilangan posisi, takut nama baik rusak, kuatir akan hari esok, takut tak dapat pasangan dan lain sebagainya. Semua ini harus dapat kita atasi dengan memiliki Tuhan Yesus Kristus yang selalu ada bersama dengan kita.
Jadi kita sebenarnya hanya punya satu ketakutan, yaitu kalau Tuhan yang kita miliki dan yang ada bersama kita itu hilang dari kehidupan kita. Ini adalah makna sesungguhnya takut akan Tuhan. Ajaran ini mewajibkan kita untuk selalu patuh dan setia kepada Tuhan, berarti kita tidak mengikuti kekuatan yang lain dan menggantungkan hidup kita pada kekuatan tersebut. Dengan kata lain, mengikuti nasihat Santo Paulus pada hari ini, kita tidak lagi hidup untuk diri kita sendiri, melainkan untuk Yesus Kristus yang telah mati dan hidup bagi kita.
Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa…. Ya Bapa di surga, semoga dengan perayaan hari Minggu ini, kami menjadi semakin kuat dan setia kepada-Mu dan dapat menjadi tanda kasih dan pengharapan kepada sesama kami. Bapa kami … Dalam nama Bapa…