Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Rabu pekan biasa ke-18, 8 Agustus 2018; peringatan Santo Dominikus, imam. Yeremia 31,1-7 dan Matius 15, 21-28. Suara: Pastor Ambros sdb
Tema renungan kita pada hari ini ialah: Iman Yang Teruji. Stevan yang baru beranjak remaja kembali ke rumah pada suatu sore dengan kedua tangannya bengkak. Ibunya bertanya dan menyelidiki tentang alasan dan akibat yang diderita anaknya itu. Stevan mengikui eks-skul bola kaki dan terpilih sebagai penjaga gawang. Ia diberi latiahan secara khusus dan intensif karena akan ada kompetisi antar sekolah untuk tingkat kotamadya. Bengkak pada kedua tangannya itu adalah efek latihan yang serius tersebut. Ibu dan anak bersama-sama menganggap sangat wajar kalau latihan dan ujian memang berdampak pada resiko yang kurang menyenangkan. Itu adalah kenyataan hidup.
Dalam kaitan dengan iman, ujian juga sangat diperlukan. Tuhan tidak pernah mempunyai kehendak untuk mecelakakan setiap manusia ketika ada ujian dan cobaan dalam hidup. Iman seseorang perlu diuji, seperti yang diakukan kepada Adam dan Hawa, kemudian Abraham, lalu Musa, dan kemudian Yesus Kristus yang dicobai di pandang gurun ketika melakukan puasa selama 40 hari. Ujian atas iman itu merupakan kenyataan karena setiap orang yang berada di dalam dunia, ia berada di dalam selimut ujian dan cobaan yang melilinginya. Tuhan jelas mengetahui dan mengijinkan ujian itu terjadi supaya manusia dapat belajar dan terlatih atau teruji untuk menjadi lebib baik dan benar.
Ada begitu banyak peristiwa, situasi, perbuatan, dan kesempatan yang menghadirkan ujian atas iman kita. Sakit baik fisik maupun batin membuat iman seseorang diuji apakah ia bertahan di dalam Tuhan atau memusuhi Tuhan. Kegagalan dalam berusaha dan berjuang membuat iman seseorang diuji kalau ia masih menaruh harapan pada penyelenggaraan Tuhan akan saat yang tepat untuk nanti meraih keberhasilan. Pengalaman penolakan dan dimusuhi membuat iman seseorang diuji kalau pengalaman pahit itu hanya terjadi oleh sikap buruknya manusia, sedangkan Tuhan sebenarnya tetap menerima dan mengasihinya.
Pada suatu kesempatan spesial, Yesus memberikan tantangan bagi iman seorang wanita yang bukan orang Yahudi. Jelas-jelas wanita itu dan kebutuhannya yang mendesak ditolak oleh Yesus dan para murid-Nya. Ujian itu sekilas dapat dipandang sebagai suatu pukulan yang berat. Tetapi imannya akan kebesaran Tuhan bertahan, bahkan tetap kuat melalui caranya ia mendesak Tuhan dalam doa dan permintaannya. Ia bukan saja butuh kesembuhan anaknya, tetapi diterima dan diakui sebagai seorang yang punya iman kepada Allah. Bila perlu ia dipersatukan dalam kawanan umat Allah yang oleh nabi Yeremia, berhak mendapatkan kasih Tuhan yang abadi. Wanita itu akhirnya melewati ujian atas imannya dan ia mendapatkan jawaban dari Yesus atas kesembuhan anaknya. Jadi ujian atas iman memang perlu karena setelah itu ada keselamatan.
Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa…Ya Yesus perkuatkanlah kami supaya kami kuat menghadapi ujian-ujian atas iman kami. Bapa kami… Dalam nama…