Bacaan-bacaan dan renungan Sabda Tuhan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus
6 Juni 2021.
Bacaan I dibawakan oleh Stevanus Michael, Bacaan II dibawakan oleh Yanti Kosasih (mereka dari Gereja St. Yohanes Bosco, Paroki Danau Sunter, Keuskupan Agung Jakarta), bacaan Injil dan renungan dibawakan oleh Pastor Peter Tukan, SDB (KomSos SDB Indonesia di Jakarta).
Pembacaan dari Kitab Keluaran (24: 3-8)
Ketika Musa turun dari Gunung Sinai,
dan memberitahukan kepada bangsa Israel
segala firman dan peraturan Tuhan,
maka seluruh bangsa itu menjawab serentak,
“Segala firman yang telah diucapkan Tuhan itu,
akan kami laksanakan!”
Lalu Musa menuliskan segala firman Tuhan itu.
Keesokan harinya, pagi-pagi,
didirikannyalah mezbah di kaki gunung itu,
dengan dua belas tugu sesuai dengan kedua belas suku Israel.
Kemudian disuruhnyalah orang-orang muda dari bangsa Israel
mempersembahkan kurban bakaran
dan menyembelih lembu-lembu jantan
sebagai kurban keselamatan kepada Tuhan.
Sesudah itu Musa mengambil sebagian dari darah itu,
lalu ditaruhnya ke dalam pasu,
sebagian lagi dari darah itu disiramkannya pada mezbah itu.
Lalu diambilnya kitab perjanjian itu dan dibacakannya,
dan bangsa itu mendengarkan.
Lalu mereka berkata,
“Segala firman Tuhan akan kami laksanakan dan kami taati!”
Kemudian Musa mengambil darah itu
dan memercikkannya kepada bangsa itu seraya berkata,
“Inilah darah perjanjian yang diikat Tuhan dengan kamu,
berdasarkan segala firman ini.”
Demikianlah sabda Tuhan.
Pembacaan dari Surat Kepada Orang Ibrani (9: 11-15)
Saudara-saudara terkasih,
Kristus telah datang sebagai Imam Agung
demi kesejahteraan masa yang akan datang:
Ia telah melintasi kemah yang lebih besar dan lebih sempurna,
yang bukan buatan tangan manusia,
— artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, —
dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya
ke dalam tempat yang kudus
bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu,
tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri.
Dan dengan itu Ia telah mendapat pelunasan yang kekal.
Sebab, jika darah domba jantan dan lembu jantan
dan percikan abu lembu muda
mampu menguduskan mereka yang najis,
sehingga mereka disucikan secara lahiriah,
betapa lebihnya darah Kristus,
yang atas dorongan Roh Abadi
telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah
sebagai persembahan yang tidak bercacat;
Betapa darah ini akan menyucikan hati nurani kita
dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia,
supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
Karena itu
Kristus adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru,
supaya mereka yang telah terpanggil
dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan,
sebab Ia telah mati untuk menebus pelanggaran-pelanggaran
yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.
Demikianlah sabda Tuhan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:
Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi,
pada waktu orang menyembelih domba Paskah,
murid-murid berkata kepada Yesus,
“Ke tempat mana Engkau kehendaki kami pergi
untuk mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?”
Lalu Yesus menyuruh dua orang murid-Nya dengan pesan,
“Pergilah ke kota!
Di sana kamu akan bertemu dengan seorang
yang membawa kendi berisi air.
Ikutilah dia,
dan katakanlah kepada pemilik rumah yang dimasukinya:
Guru berpesan: Di manakah ruangan yang disediakan bagi-Ku
untuk makan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku?
Lalu orang itu akan menunjukkan kepadamu
sebuah ruangan yang besar,
yang sudah lengkap dan tersedia.
Di situlah
kamu harus mempersiapkan perjamuan Paskah untuk kita!”
Maka berangkatlah kedua murid itu.
Setibanya di kota, didapati mereka semua
seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka.
Lalu mereka mempersiapkan Paskah.
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan,
Yesus mengambil roti,
mengucap berkat,
membagi-bagi roti itu lalu memberikannya kepada para murid
seraya berkata,
“Ambillah, inilah tubuh-Ku!”
Sesudah itu Ia mengambil cawan,
mengucap syukur, lalu memberikannya kepada para murid,
dan mereka semua minum dari cawan itu.
Dan Yesus berkata kepada mereka,
“Inilah darah-Ku,
darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak orang.
Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya Aku tidak lagi akan minum hasil pokok anggur
sampai pada hari Aku meminum yang baru, yaitu dalam Kerajaan Allah.”
Sesudah menyanyikan lagu pujian,
pergilah mereka ke Bukit Zaitun.
Demikianlah Injil Tuhan.
Renungan kita pada hari Minggu, hari raya Tubuh dan Darah Kristus ini bertema: Tubuh Kristus… Amin! Ada seorang dari kampung yang suka berjudi dengan menyabung ayam. Ayam jantannya ada lima ekor dan semuanya hebat sekali. Bila satu tidak kuat bertanding, masih ada yang empat lainnya yang siap menggantikan.
Pada waktu musim penyakit ayam, dan akhirnya menyebabkan ke-5 jagonya itu sakit. Ia takut akan nasib bisnis judinya. Lalu ia ingat akan Tuhan. Ia harus menghadiri Misa pada hari Minggu. Pada waktu menerima Komuni Kudus, mendengar suara imam: “Tubuh Kristus,” ia menjawab “Amin” namun ia menambahkan: “untuk ke-5 jagoku yang sedang sakit.” Ia memutuskan memberi Komuni Kudus kepada ke-5 jagonya itu.
Jelas lelaki itu berdosa. Ia jatuh dalam dosa sakrilegi, yaitu dosa berat berupa penodaan terhadap orang, simbol dan benda, tempat dan tindakan-tindakan suci lainnya yang telah ditahbiskan kepada Allah. Kita mengingat pernyataan Yesus kepada seorang yang belum percaya kepada Tuhan. Katanya: “Tidak patut memberikan roti yang disediakan bagi anak-anak kepada anjing” (Markus 7,27).
Kita percaya dan setuju untuk tidak berdosa terhadap Tubuh dan Darah Kristus, karena kita tahu bahwa kedua unsur itu adalah kehadiran Yesus Kristus yang rela berkorban untuk menyelamatkan kita. Ia sendiri mengadakan perjamuan malam terakhir sebagai suatu perayaan suci, yang di dalamnya Ia tegaskan bahwa roti adalah tubuh-Nya dan anggur adalah darah-Nya.
Ia berikan perintah supaya kita selalu merayakannya di dalam Ekaristi untuk mengenang Dia. Kenangan harus berwujud dalam suatu perayaan konkret yang melibatkan dua unsur utama anggota Gereja: kepala yaitu Kristus yang diwakili oleh imam, dan tubuh yang diwakili oleh seluruh umat yang hadir.
Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus pada hari ini memberikan penekanan renungan kita pada kurban darah Kristus. Pada waktu umat menerima Komuni Kudus, terhadap seruan imam: “Tubuh Kristus” yang diikuti oleh jawaban: “Amin”, yakinkan dirimu bahwa Tubuh Kristus adalah seluruh diri Tuhan Yesus, termasuk darah-Nya yang tertumpah karena tindakan penyelamatan oleh-Nya.
Tindakan berkorban dengan darah ini adalah perbuatan cinta kasih yang tertinggi. Ia berkata: “Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya bagi sahabat-sahabatnya,” (Yoh 15,13). Setiap kali merayakan Ekaristi kita membaharui iman kita untuk tetap berkorban bagi keselamatan sesama kita. Hendaknya kita selalu bersyukur dengan karunia Ekaristi Tuhan bagi kita semua.
Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Ya Allah, semoga melalui Ekaristi yang kami rayakan, kami selalu dipenuhi rahmat dan kuasa-Mu. Bapa kami.. Dalam…