Tidak ada apa pun atau siapa pun yang dapat menggantikan rumah atau keluarga. Setiap orang secara natural dan terikat punya keluarga. Pada rumah dan keluarga setiap orang mengaitkan diri dan kembali kepadanya meskipun ia ternyata sudah menjauh. Hal ini sama artinya dengan mengaitkan diri dengan induk atau sumber dari mana setiap orang berasal.
Bagi para Salesian Don Bosco (SDB) di zona Asia Timur-Tenggara, Australia dan Pasifik memandang Provinsi SDB di Hong Kong (Hong Kong, Cina Daratan Utama, Taiwan dan Makau) sebagai rumah induk. Pada tahun 1904 misionari SDB pertama dari Eropa (Italia) mendirikan rumah pertamanya di Makau. Saat ini rumah induk yang bernama Istituto Salesiano itu sedang dalam renovasi.
Pimpinan para misionaris itu ialah Aloysius Versiglia, yang kemudian menjadi Uskup di Keuskupan Shiu Chow. Mgr Versiglia dan imam muda yang membantunya di Keuskupan, Pastor Calisto Carravario SDB dibunuh sebagai martir karena melindungi sejumlah umat wanita yang hendak diperkosa oleh para bandit. Saat ini kedua Salesian perintis Misa di Cina ini adalah Santo Aloysius Versiglia and Santo Calisto Carravario.
Pastor Peter Tukan SDB, yang mengikuti pertemuan para Delegatus Komunikasi Sosial regio EAO di Hong Kong pada tanggal 15-18 November 2019, merasa begitu gembira dan bersyukur berkunjung ke rumah induk SDB EAO ini. Pertemuan ini dilakukan di rumah Salesian yang bernama “Braga House” yang terletak sedikit di luar Hong Kong. Rumah ini adalah rumah pembinaan pertama di Cina, didirikan sekitar tahun 1931.
Sebagai ungkapan rasa bangga dan syukur, Pastor Peter menuliskan kesannya begini: “Dengan menginjakkan kaki di rumah induk SDB wilayah Timur dunia dan merasakan sendiri suasananya, semoga akar panggilan Salesian menjadi lebih kuat, sehingga memberikan dukungan untuk kesetiaan dalam panggilan Salesian, dan membakar semangat dalam menjalankan perutusan selanjutnya…”
Saat ini Provinsi SDB Hong Kong bekerja di 24 komunitas dan lebih dari 40 bidang karya. Masih ada banyak karya di Cina daratan yang tidak boleh diberitkan dan dijadikan cerita secara bebas karena aturan pemerintah yang membatasinya. Namun karya-karya ini digerakkan sendiri oleh Roh Kudus, yang tentu saja bekerja dalam diam dan penuh rahasia, namun sangat nyata dan sangat berdampak bagi suatu kehidupan nyata manusia.