Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Sabtu pakan biasa ke-33, 23 November 2019. 1 Makabe 6, 1-13; Lukas 20, 27-40. Suara: frater David sdb (bacaan) dan pastor Pras sdb (renungan)
Tema renungan kita pada hari ini ialah: Penasaran Tentang Hidup Setelah Mati. Seorang remaja baru saja menjadi yatim piatu. Bapak dan ibunya meninggal dunia berturut-turut tahun lalu dan pertengahan tahun ini. Pada saat banyak orang datang melayat ibunya, mereka mengungkapkan kesedihan dan menangis.
Tetapi remaja itu tetap tenang dan menyambut setiap orang yang datang. Berapa orang bertanya mengapa ia tidak kelihatan sedih dan menangis. Ia menjawab bahwa ia hanya menangis pada saat-saat awal kematian. Setelah itu ia merasa damai dan penuh optimisme. Ia percaya ibunya akan bertemu bapanya di surga.
Keyakinan orang muda ini bahwa ibu dan bapaknya hidup kembali di surga pasti tidak dipercayai orang-orang Saduki yang disebutkan dalam bacaan Injil hari ini. Mereka tidak percaya akan kebangkitan badan, demikian juga keberadaan surga. Oleh karena itu mereka juga tidak percaya adanya malaikat-malaikat. Mereka hanya percaya bahwa surga itu adalah rasa gembira dan kepuasan dunia ini.
Apakah anggapan bahwa tidak ada kebangkitan badan dan tidak adanya surga masih ada di sekitar kita? Kita yang terlibat di dalam renungan ini tentu tidak termasuk kategori itu. Kita juga tidak ingin mengambil risiko untuk memaksakan diri masuk dalam kelompok orang-orang yang tidak percaya akan kebangkitan badan dan kehidupan kekal.
Di balik risiko itu ialah suatu nasib seperti orang yang bertemu jalan buntu setelah melalui liku-liku hidup di dunia ini. Akhir dari semua itu hanyalah kematian dan tidak ada yang lain. Kalau akhir atau ujungnya adalah kematian, konsekuensinya ialah semangat hidup dan fokus orang-orang di dunia ini hanya untuk menikmati dunia ini saja dengan segala macam cara dan situasinya. Karena setelah dari dunia ini tak ada apa-apa lagi yang akan dinikmati.
Misalnya tentang kawin dan hidup berkeluarga. Akhir hidup di dunia ini adalah kematian. Namun kehidupan baru akan berlanjut di dalam kebangkitan sebagai para roh, yang hidupnya sebagai saudara-saudari sesama anak Tuhan yang sudah tidak perlu lagi hidup seperti di dunia. Roh tidak bisa kawin, yang kawin adalah badan. Kita hanya perlu mempersiapkan diri untuk menyambut kematian dan kebangkitan. Masing-masing kita harus pertama-tama yakin, kemudian kita perlu meyakinkan orang lain keyakinan yang sangat utama ini.
Kalau ada yang penasaran kehidupan setelah mati seperti apa, jawaban satu-satunya yang pasti ialah Yesus, karena hanya Dia yang telah kembali dari kematian. Kita hanya perlu mendengarkan dan mengikuti Dia.
Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Allah maha pengasih, kuatkanlah iman kami akan kebangkitan badan dan kehidupan kekal yang kami selalu rindukan dan doakan. Kemuliaan kepada Bapa… Dalam nama Bapa…