SDB-INA, Jakarta (18/09/2019) – Mungkin sebagian orang awam berpikir bahwa para biarawan-biarawati hidupnya jauh dari urusan materi dan harta benda. Mereka harus membebaskan dirinya dari urusan menyangkut uang dan pembelanjaannya. Sesungguhnya tidaklah demikian.
Kitab suci, khususnya cerita tentang kehidupan Gereja Perdana, dapat dijadikan dasar pemahaman tentang hal ini. Ketika itu para rasul memilih para diakon yang tugas utamanya ialah mengurusi hal-hal ekonomi dan tentu saja uang, serta pelayanan kepada orang-orang miskin. Sementara itu para rasul fokuskan diri mereka pada ibadat, pelayanan sabda dan sakramen (bdk Kisah Para Rasul 6, 1-6).
Istilah “ekonom” dalam internal Gereja dan khususnya hidup membiara menunjuk pada orang atau pribadi-pribadi yang mengemban tugas mengurusi harta benda dan keuangan. Istilah ini tidak normal dipakai untuk urusan perusahaan dan bisnis atau kantor pemerintahan. Biasanya bagian kerja ini dinamakan bendahara atau bagian keuangan. Baik personel maupun pekerjaan ini sangatlah penting dalam Gereja dan biara. Maka pekerjaan dengan kualifikasi profesionalisme dan transparansi sangatlah penting dimiliki oleh para ekonom.
Para Salesian Indonesia yang sudah berjalan sebagai sebuah provinsi selama 1 tahun 3 bulan ini, untuk pertama kalinya mengadakan pertemuan para ekonom setiap komunitas. Pertemuan ini diselenggarakan oleh kantor ekonom Provinsi, berlangsung dari Senin (16/09/2019) dan sampai saat ini masih berjalan, di Wisma Salesian Don Bosco, Sunter – Jakarta Utara.
Agenda utama pertemuan ini ialah suatu kegiatan pembinaan, dengan tahap pertama ialah pembekalan bagi para ekonom tentang tugas dan tanggung jawab mereka sebagai ekonom. Dasar-dasar pekerjaan ini dari kitab suci dan konstitusi serta aturan tarekat dipakai sebagai pedoman dalam bekerja. Demikian juga ilmu keadministrasian dan keuangan juga ikut memperkayai pembinaan para ekonom ini.
Tahap berikutnya ialah mengenai pelatihan dasar pembukuan dan administrasi keuangan dengan sebuah sistem yang sama dan tentu saja membutuhkan kegiatan-kegiatan yang lebih teknis. Peraturan negara tentang perpajakan menjadi salah satu rujukan penting, ketika mereka berlatih untuk membuat pembukuan secara teratur dan transparan.