Dalam rangka memeriahkan Hari Raya Bunda Maria Penolong Umat Kristiani, Komunitas Don Bosco Sumba mengadakan sebuah kompetisi. Kompetisi ini dinamakan Pekan Bunda Maria Penolong Umat Kristiani. Pekan Bunda Maria Penolong Umat Kristiani dimulai tepat di hari ketiga novena Maria Penolong Umat Kristiani dan selesai tepat pada Hari Raya Bunda Maria Penolong Umat Kristiani.
Perlombaan pada “Pekan Bunda Maria Penolong Umat Kristiani” ini memperlombakan tiga cabang olahraga (basket, voli dan sepakbola) dan satu ajang cipta lagu Bunda Maria. Peserta perlombaan hanya diikuti oleh anak-anak asrama, aspiran, prenovis, beberapa guru dan bebrapa Salesian. Jumlah peserta keseluruhan hanya tiga puluh dua, sehingga dibagi menjadi tiga kelompok besar, yakni: Srugi, Sandor dan Namuncura.
Kegiatan perlombaan berlangsung dengan baik dan menyenangkan, sebab para Salesian juga turut serta di dalam perlombaan. Perlombaan yang menarik dan unik. Menarik karena para guru dan para Salesian ada di dalam kelompok untuk berlaga bersama. Unik karena selain cabang olahraga, ada juga lomba cipta lagu Bunda Maria Penolong Umat Kristiani. Oleh sebab itu, perlombaan ini diadakan juga untuk melatih sportivitas, meningkatkan persaudaraan dan persahabatan serta sebagai ajang untuk meningkatkan kreativitas dan kepercayaan diri.
Pemenang dari perlombaan ini adalah kelompok Namuncura. Kelompok Namuncura beranggotakan dua Salesian, dua prenovis, satu aspiran dan lima anak asrama. Kelompok Namuncura memenangi perlombaan ini karena berhasil memenangi banyak pertandingan di tiga cabang olahraga yang dilombakan. Meskipun dalam lomba cipta lagu, kelompok Namuncura berada di urutan kedua. Urutan kedua berhasil didapatkan oleh kelompok Sandor dan di urutan ketiga oleh kelompok Simon Srugi. Semua peserta nampak bahagia karena mendapatkan hadiah, terutama kelompok juara yang selain hadiah utama mereka juga mendapatkan piala serupa “Piala Dunia” (Laporan dari Frater Varet, SDB – practical trainee di Sumba)
*Nama “Namuncura” menunjuk pada Ceferino Namuncura, seorang siswa di sekolah Don Bosco di Patagonia, Argentina yang lahir pada tahun 1886 dan meninggal dunia pada tahun 1905. Ia menjadi seorang beato pada tanggal 11 November 2007, dibeatifikasi oleh Paus Benediktus XVI. Nama “Srugi” menunjuk pada Bruder Simon Srugi, SDB yang kudus, berasal dari Nazareth, Israel. Nama “Sandor” menunjuk pada Bruder Stephen Sandor, SDB yang kudus, berasal dari Hungaria. Baik bruder Srugi maupun bruder Sandor, mereka sedang dalam proses kanonisasi untuk menjadi santo.