MISI DI KODI MEMANG SPESIAL

Pulau Sumba di NTT memiliki kekayaan budaya yang khas dan menjadi kenimatan tersendiri bagi para turis. Salah satunya ialah pesona festival Pasola yang dapat disaksikan pada saat-saat spesial, antara lain dipentaskan di daerah Kodi, wilayah Sumba Barat Daya.

Suster Apolonia, FMA kembali membagikan para pembaca di ruang virtual ini sebagian pengalaman dan refleksinya. Ia bersama komunitasnya hidup di tengah masyarakat suku Kodi di Kabupaten Sumba Barat Daya, di NTT.

Sebagai Salesian, para suster ini membawa dalam hati mereka cinta kasih pastoral Don Bosco dan Bunda Mazzarello untuk dapat menyatu, berbaur dan memberikan pengaruh kepada masyarakat di wilayah ini, teristimewa orang-orang muda perempuan yang tinggal bersama mereka setiap hari. Berikut ini penuturan beliau:

Kebudayaan yang khas di Kodi ini yang menjadi tantangan tersendiri. Kalau saya dapat menggambarkannya secara umum, sesuai dengan pengalaman hidup bersama dan mendidik anak-anak di asrama serta dalam relasi yang dibangun dengan keluarganya, ada tiga hal yang dapat diangkat sebagai tantangan bagi siapa pun yang ingin melayani dalam bidang pendidikan, keagamaan dan kemanusiaan.

Saya melihat bahwa pandangan masyarakat dan khususnya keluarga-keluarga kepada pendidikan anak-anak masih menjadi sesuatu yang harus ditingkatkan dengan semangat dan usaha yang besar. Tujuannya supaya pendidikan dianggap sebagai kebutuhan dasar.

Saya dapat melihat sendiri bagaimana anak-anak lebih mementingkan urusan di rumah daripada di sekolah. Terlambat masuk asrama dan sekolah tidak masalah bagi mereka. Hal itu bukan sebagai kerugian atau keterlambatan dalam belajar.

Saya melihat juga bahwa berbicara dan menggunakan bahasa Indonesia di dalam kehidupan sehari-hari menjadi tantangan yang besar. Para pendidik, dan khususnya para Salesian mencurahkan banyak perhatiannya untuk melatih dan mendidik anak-anak supaya rajin dan semangat menggunakan bahasa Indonesia dalam belajar dan kehidupan mereka yang nyata.

Jika kemampuan bahasa tidak diperkuat dan dimajukan, orang-orang muda akan mengalami kesulitan dalam pemahaman ketika hidup bersama orang lain di luar lingkungan mereka dan ketika mereka harus belajar lebih tinggi lagi.

Ada satu tantangan yang bagi saya terbesar ialah yang menyangkut pendidikan iman dan nilai-nilai kemanusiaan. Mungkin ini hampir sama dengan banyak kebudayaan lain di Indonesia, ketika mengaitkan antara kehidupan iman dengan peraturan atau kebiasaan adat.

Di dalam masyarakat tempat saya dan komunitas bekerja, kepentingan adat memegang peranannya. Khususnya adat kematian, urusan biaya yang mahal pasti menyita perhatian besar keluarga-keluarga karena bagi mereka nilai kehidupan terdapat di dalam kegiatan adat ini.

Bagi saya tantangan-tantangan apa pun itu, misi Salesian memang tetap tegak berdiri, bersemangat berjalan bersama orang-orang setempat, dan menjadi harapan cerah bagi orang-orang muda di wilayah Kodi ini.

Don Bosco mewariskan kita semangat mendidik sebagai urusan hati, maka saya percaya semua tantangan yang ada ini dapat kami hadapi dengan hati yang penuh cinta kasih pastoral dari Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Penolong Umat Kristiani. Kodi adalah tempat kami hidup dan berkarya!

Please Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *