Masyarakat global dan Gereja saat ini sedang bersemangat menggiatkan aneka macam gerakan untuk merawat bumi yang merupakan rumah bagi semua makhluk. Kegiatan merawat ini diimplementasikan oleh Pastor Agustinus Catur, SDB melalui suatu cara pemupukan tanaman kecil dan besar dengan menyuap mereka. Mengapa menyuap?
Imam yang berasal dari Klaten, Jawa Tengah ini sambil tersenyum ramah menjawab pertanyaan itu dengan berkata:
Kita manusia disuap makanan oleh orang lain adalah tanda kasih yang istimewa, seperti ibu menyuap anaknya. Kalau orang disuruh mencari makan sendiri, ada usaha tersendiri untuk memperolehnya, tetapi kalau ia cukup saja disuap ia pasti merasa lebih enteng. Demikian juga tanaman-tanaman kita. Kita memupuk dan menyirami mereka tentu berbeda ketika kita memupuk makanan kepada mereka dengan menyuap. Memupuk dengan menyuap ialah memberinya makanan dan minuman mulai dari daun-daunnya dan dahan-dahannya.
Romo Catur, begitu ia biasa dipanggil, tidak memiliki latar belakang belajar atau pengalaman kerja pertanian. Namun ia sendiri mengakui sebagai seorang dari keluarga yang dekat dengan kehidupan bertani, terutama di kampung halamannya. Ia selalu bersemangat bercerita dan berbagi pengalaman tentang pertanian.
Setelah tahbisannya, ia menjalani pelayanan imamatnya di komunitas pembinaan, komunitas karya pendidikan, dan komunitas paroki, saat ini Romo Catur menjadi bagian dari Komunitas SDB di Tigaraksa Tangerang. Ia bekerja mengurusi lahan pertanian dan pemeliharaan ternak di Komunitas ini. Pesan Romo Catur sederhana: Marilah kita memelihara bumi ini!