Media-media Filipina pada hari Jumat 24 Agustus melaporkan tentang pembebasan sementara atas Zaldy Ampatuan, salah satu pelaku utama pembunuhan massal pada tahun 2009. Pembunuhan massal itu terjadi di Provinsi Maguindanao, di Pulau Mindanao, yang menewaskan 58 orang; 32 dari di antaranya adalah para wartawan. Pelaku pembunuhan diijinkan keluar penjara untuk menghadiri pernikahan anaknya. Perijinan itu sangat menyakitkan para korban dan keluarganya, grup-grup media, dan para pembela kemanusiaan. Uskup Agung di Mindanao, Mgr Martin Jumoad merasa sedih dan menilai perbuatan sangat tidak adil itu telah menjadi tambahan pukulan bagi sanak-keluarga para korban. Ia berkata bahwa jiwa-jiwa para korban terus-menerus berteriak minta keadilan. Sementara itu direktur Pusat Keadilan, Perdamaian, Keutuhan Ciptaan Passionis di General Santos, Pastor Rey Carfyn Ondap CP mengutuk perlakukan spesial kepada pelaku kejajatan tersebut dan ia menilainya sebagai satu bentuk kanker sosial yang sedang tumbuh di dalam negeri Filipina.
Pada hari Senin 27 Agustus, media Catholic News Agency melaporkan bahwa seorang iman dari Tarekat Misionaris Keluarga Kudus yang bekerja di keuskupan Morelia-Mexico tewas dibunuh. Sampai berita ini diwartakan, pihak yang berwajib belum mendapatkan titik terang tentang pelaku dan motivasi pembunuhan. Korbannya ialah Pastor Miguel Gerardo Flores yang ditahbiskan pada tahun 2007 dan berusia 39 tahun. Pastor Flores adalah pembantu Paroki Santa Katarina dari Aleksandria, berjarak sekitar 70 kilomenter dari pusat keuskupan Morelia. Ia kehilangan kontak dan tidak dilihat selama satu minggu. Akhirnya ia baru ditemukan setelah satu minggu sudah sebagai jenasah. Kabar itu langsung disiarkan oleh Tarekatnya sehingga dapat diketahui ke seluruh penjuru bumi. Keuskupan dan Tarekat Keluarga Kudus memastikan kematian Pastor Flores kepada media. Mereka menghimbau publik untuk mempersembahkan jiwa Pastor Flores kepada Tuhan melalui perantaraan Bunda Maria, dan meminta penghiburan bagi ibundanya yang sudah janda, saudara-saudarinya, sahabatnya, dan Tarekatnya. Menurut media setempat, paling kurang ada empat imam mati terbunuh dalam tahun ini di negeri Mexico.
Menyusul menyeruaknya skandal seksual yang melibatkan Kardinal, Uskup dan para imam di Gereja Katolik Amerika Serikat, media online Catholic News Agency pada hari Senin 27 Agustus melaporkan bahwa sejumlah Uskup terbuka untuk bekerja sama dengan pihak Kejaksaaan Agung negeri tersebut. Disebutkan, para Uskup ingin berdiskusi tentang kemungkinan Kejaksaan Agung melakukan investigasi secara menyeluruh di dioses-diosesnya dan keterbukaan pihak Uskup dan Gereja untuk menjelaskan secara jujur keseluruhan masalah tentang pelecehan seksual. Ini dimaksudkan supaya tidak ada isu atau masalah seksual yang ditutupi-tutupi dan yang terutama ialah perbaikan atau pemulihan harga diri para korban dapat dilakukan dengan seadil-adilnya. Jaksa Agung negara bagian Illinois, Lisa Madigan, membenarkan niat baik para Uskup tersebut. Lisa sangat mengapresiasi upaya para Uskup karena dengan adanya kerja sama tersebut, ia berharap masalah berat yang mempermalukan Gereja Katolik dan negara Amerika Serikat saat ini perlahan-lahan dapat teratasi dengan bijaksana.