Paus Fransiskus Menulis Surat Pribadi Seorang Penulis

Sejak dipublikasikan anjuran apostolik Amoris Laetitia-Cinta di dalam keluargaoleh Paus Fransiskus dalam bulan April 2016, tidak sedikit pihak yang mengeritik pandangan Sri Paus tentang penanganan masalah perkawinan dan perceraian yang dianggap memiliki kekurangan. Namun demikian dukungan kepada anjuran Paus sebagai buah sinode Para Uskup sedunia tentang keluarga itu tetap banyak. Salah satunya ialah seorang penulis Katolik berkebangsaan Inggris, Stephen Walford yang menuliskan buku untuk memberikan sebuah bobot dukungan terhadap Paus. Buku itu berjudul: Pope Francis, the Family, and Divorce: in Defence of Truth and Mercy (Paus Fransiskus, Keluarga, dan Perceraian: dalam Mempertahankan Kebenaran dan Belas Kasih).  Media-media di Vatikan pada hari Jumat 24 Agustus memberitakan bahwa Paus Fransiskus menulis surat pribadi kepada Stephen untuk menyatakan apresiasinya. Paus menyatakan bahwa Amoris Laetitia telah melewati sebuah proses sinode yang panjang sebagai bentuk perjalanan Gereja melalui doa, refleksi, dan kontribusi dari berbagai pihak. Bagi Paus sendiri, ini adalah sebuah keinginan untuk mencari kehendak Allah demi menghadirkan sebuah pelayanan yang lebih baik di dalam Gereja.

Dalam Pertemuan Keluarga Sedunia yang berlangsung di Dublin, Irlandia, antara tanggal 21-26 Agustus, sesi yang dibawakan oleh Departemen Pelayanan Pengembangan Manusia yang Integral, Kaum Migran dan Pengungsi, meminta perhatian Gereja dan masyarakat yang serius terhadap keluarga-keluarga pengungsi. Koran Vatikan L’Osservatore Romano pada hari Rabu 22 Agustus melaporkan tentang seruan untuk suatu tanggapan Kristen yang cepat dan konkret atas persoalan pengungsian di seluruh dunia saat ini. Pastor Michael Czerny, sekretaris Departemen itu di Vatikan, dalam sesi yang dibawakan pada hari Rabu 22 Agustus, mengatakan bahwa umat manusia dan keluarga yang tidak memiliki atap untuk berlindung tidak dapat dikatakan sesuatu yang normal. Sesama dan keluarga Kristen diharapkan tidak memandang yang tidak normal ini sebagai sebuah kemalangan. Sebaliknya, tugas nyata Gereja ialah menemani para pengungsi dan migran dalam seluruh perjalanannya yang penuh kepahitan dan derita, yang juga tiba di tempat asing dalam perasaan yang tidak menentu, supaya menuju pada perjuangan untuk mencapai hidup yang utuh, dan dapat kembali ke tanah airnya dalam keadaan nyaman.

Media online Vatican Zenit.org pada hari Sabtu 25 Agustus mengabarkan bahwa Paus Fransiskus berangkat ke Dublin-Irlandia untuk ikut ambil bagian dalam Pertemuan Keluarga Sedunia yang sudah berlangsung sejak tanggal 21 Agustus. Pada hari Sabtu itu di dalam sambutannya di hadapan 350 pasangan suami isteri, Sri Paus berpandangan bahwa dari semua jenis buah-buah pekerjaan manusia, perkawinan adalah yang paling unik. Paus memberikan alasannya, karena perkawinan itu adalah untuk selamanya atau permanen. Ini sangat berbeda dengan memilih sebuah karir atau memenuhi kebutuhan makan minum, yang semuanya bisa ada hari ini dan besok akan berganti. Ciri permanen itu ditandai dengan perkawinan di dalam Gereja sebagai sakramen, di mana rahmat Tuhan mempertahankan dan menguatkannya. Kehadiran ratusan pasangan terpilih dari seluruh dunia itu dimaksudkan untuk melengkapi acara pertemuan tersebut, dan secara khusus menjadi audiens khusus bagi Sri Paus.

 

Please Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *