Renungan hari Jumat, 22 November 2024.
Teman2 yang terkasih dalam Kristus.
Tuhan Yesus dalam bacaan injil hari ini mengalami perlawanan. Imam-mam kepala dan ahli-ahli taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa Israel berusaha untuk membinasakan dia. Padahal, ia melakukan hal hal baik, yaitu mengajar orang di Bait Allah. Dengan penuh kuasa, Tuhan tetap melakukan pekerjaan-pekerjaanNya sehingga banyak orang yang percaya; banyak orang terpikat kepadaNya dan mau mendengarkan Dia.
Dalam hidup sehari-hari kita meyadari bahwa untuk melakukan apa yang baik dan benar tidaklah mudah, apalagi kalau itu mengganggu kenyamanan dan kemapanan orang lain yang telah lama bercokol dalam hal-hal buruk. Banyak perlawan yang akan dihadapi. Namun, sebagai orang beriman kita tidak boleh mundur, tetapi harus menghadapi hal-hal itu.
Sebab Tuhan menyertai orang-orang yang diutusNya dengan perlindungan dan kekuatan.
Nilai keberanian karena Tuhan selalu menyertai kita itu ada dalam teladan hidup Santa Secilia yang kita peringati hari ini. Keberaniannya menghadapi kemartirannya membuat Sesilia tampil sebagai contoh gadis Kristen sejati, yang menjadikan hidupnya suatu madah pujian bagi Tuhan; ia dengan tegas dan gembira memilih keperawanan dan lebih senang mati daripada menyangkal cinta setianya kepada Kristus. Kemartirannya membuat banyak orang Roma bertobat dan mengimani Kristus. Dalam abad kelima di Roma didirikan sebuah gereja basilik untuk menghormatinya, dan devosi-devosi rakyat segera mengangkatnya sebagai pelindung paduan suara dan musik gerejawi.
Senada dengan semangat kemartiran St. Sesilia, Don Bosco selalu mengingatkan anak-anaknya di oratori agar berani memberikan teguran kepada yang salah dan membimbing mereka yang butuh bantuan. Biasanya pada hari ini, di rumah-rumah Salesian diadakan pentas musik dan pertunjukkan bakat anak muda untuk memperingati santa pelindung paduan suara dan pemusik ini. Semoga teladan orang-orang kudus membantu kita untuk melayani sesama tanpa kenal lelah sambil mengapreasiasi setiap bakat dan kemampuan yang Tuhan berikan.
By: Frater Varet, SDB