Ketegaran hati

Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Jumat pekan biasa ke-19, 16 Agustus 2019. Yosua 24, 1-13; Matius 19, 3-12. Suara: frater David sdb (bacaan) dan pastor Pras sdb (renungan)

Tema renungan kita pada hari ini ialah: Ketegaran Hati. Perselingkuhan dipandang sebagai musuh paling menakutkan bagi suami dan isteri. Pemuda dan pemudi yang sedang berpacaran juga memandang perselingkuhan sebagai hantu yang menakutkan. Mereka memiliki sebuah hasrat yang ideal, bahwa sedikit pun tanda dan perbuatan nyata perselingkuhan, jelas tidak boleh ada. Mereka anti sekali ketika salah satu atau masing-masingnya punya simpanan lain.

Secara luas, perselingkuhan dapat dilihat sebagai pergantian pilihan secara tidak legal atau tidak menghormati prosedur dan tata krama yang ada. Seorang imam atau biarawan dianggap selingkuh karena ia hidup dengan gaya yang bukan imam dan biarawan. Seorang pebisnis diam-diam melakukan negosiasi dengan investor tertentu tanpa berdiskusi dahulu dengar partner bisnisnya, dia tentu dianggap berselingkuh. Di dalam pertemanan, tindakan berpindah-pindah kelompok sesuka hati dengan tanpa berpamitan atau menyapa dengan baik, dipandang juga sebagai suatu perselingkuhan.

Nabi Musa mengatakan di dalam kitab suci bahwa penyebab utama terjadi perselingkuhan ialah ketegaran hati manusia. Ketegaran hati adalah sama dengan tidak patuh, tidak setia, keras kepala, menuruti kemauan sendiri, sombong, dan sangat duniawi. Hal ini menjadi bagian dari nasihat Yosua saat ia akan meninggal dunia, bahwa kepatuhan dan kesetiaan kepada Tuhan sangat mutlak, supaya orang menjadi selamat dan berjaya bersama Tuhan. Sebaliknya jika yang ada hanya ketegaran hati, malapetaka menjadi jawabannya.

Ketegaran hati manusia dapat kita lawan dan atasi dengan beberapa cara, seperti yang diwartakan di dalam bacaan-bacaan hari ini. Kitab Yosua berbicara tentang semangat untuk menghidupkan kenangan-kenanangan yang baik dan luhur. Kita mempunyai memoria akan sejarah kehidupan yang meliputi orang-orang yang menjadi contoh dan yang telah berkorban bagi kita. Ada pengalaman-pengalaman masa lalu yang sangat mendidik dan menolong kita untuk maju dan berkembang. Hal itu harus dihidupkan selalu supaya dapat mencegah kita untuk cenderung bertegar hati dan menjatuhkan kita ke dalam perselingkuhan.

Kita juga diminta untuk berpegang teguh pada orisinalitas atau keaslian kita yang merupakan ciptaan Tuhan dengan sebuah karunia paling hakiki ialah menentukan pilihan kita secara bebas. Dengan adanya kebebasan ini, seseorang harus dihargai atas pilihan pasangan hidupnya, demikian juga jika ia tidak memilih pasangan hidup berdasarkan suatu alasan yang kuat dan dapat diterima. Kebebasan membuat pilihan ini dibatasi oleh tuntutan kepatuhan dan kesetiaan dari orang yang punya pilihan. Hal ini sangat penting untuk diwujudkan supaya perselingkuhan itu dapat dicegah dan dihilangkan.

Marilah kita berdoa. Dalam nama… Tuhan Yesus, kuatkanlah pilihan hati kami kepada setiap pengajaran-Mu tetang kesetiaan. Salam Maria… Dalam nama…

Please Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *