PRIBADI SEJATI

Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Jumat pekan biasa ke-20; 24 Agustus 2018; Pesta Santo Bartolomeus, rasul. Wahyu 21,9b-14; Yohanes 1,45-51. Suara: Peter sdb

Tema renungan kita pada hari ini ialah: Pribadi Sejati. Di dalam basilika Santo Yohanes Lateran-Roma di Italia, nampak patung ke-12 rasul Yesus berukuran besar dan gagah. Posisinya ada di sisi kiri-kanan ruang basilika, tidak sampai di pelataran altar tetapi di bagian yang ditempati umat. Patung rasul Bartolomeus tampak dengan juba dan kulitnya tercabik-cabik dan tangannya memegang pisau. Gambaran ini menandakan, seperti yang dikisahkan dalam sejumlah catatan sejarah, kalau di mati sebagai martir dengan dikuliti seluruh tubuhnya.

Bartolomeus mengenal Yesus pertama kali ketika Yesus mengakuinya sebagai seorang pribadi sejati. Bartolomeus adalah contoh dari awal perjalanan iman  orang-orang sebagai pribadi-pribadi yang tulus dan kredibel. Ini tentu berbeda dari sejumlah orang yang mulai mengikuti Tuhan sebagai pendosa seperti Matius pemungut cukai, Maria Magdalena dan banyak yang lain dari antara kita. Pengakuan Yesus terhadap Bartolomeus belum tentu sama positifnya dengan pengakuan manusia. Para musuh atau penentang Gereja ingin buktikan kalau Bartolomeus benar-benar seorang sejati, ia harus dikuliti untuk dapat ditemukan kesejatian yang ada di dalam dirinya!

Kesejatian pribadi kita merupakan keutamaan dan status kejiwaan yang membuktikan kita sebagai orang yang pantas di hadapan Tuhan dan baik di tengah sesama kita. Kalau musuh ingin mencari dan menemukannya di dalam organ-organ tubuh kita, jelas sekali itu merupakan suatu kebodohan. Seseorang yang sejati dan dapat dipercayai tidak perlu menunggu untuk diakui dan diperkenalkan orang lain. Ia juga tidak perlu menunggu saja sekiranya Tuhan berkenan membuat dirinya sejati. Setiap orang perlu menciptakan di dalam dirinya kualitas untuk menjadi pribadi yang sejati.

Bartolomeus memberikan satu pelajaran, bahwa untuk menjadi pribadi yang sejati ia perlu memenuhi kebutuhan perutusan Yesus. Yesus butuh Bartolomeus, selain untuk terpenuhi kuota 12 karena ketentuan kitab suci untuk sesuai dengan jumlah 12 suku Israel (bacaan pertama), tetapi juga untuk perwujudan perutusan-Nya. Pelajaran itu mengena panggilan dan perutusan kita masing-masing. Kesejatian kita sebagai pengikut Kristus sangat diukur oleh standar, bahwa kita menjawab kebutuhan konkret dalam setiap medan hidup kita.

Jadi, seorang suami atau isteri sejati ialah dia yang menjawab kebutuan pasangannya. Seorang imam, biarawan atau biarawati sejati ialah dia yang memenuhi kebutuhan perutusan Gereja dan tarekatnya masing-masing. Seorang abdi negara yang sejati ialah dia yang menjawab kebutuhan masyarakat, bangsa dan negara sesuai panggilan hidupnya. Setiap orang dapat menjadi sejati di dalam bidangnya masing-masing untuk menjawab kebutuhan di bidang itu.

Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Ya Tuhan, semoga kami dapat menjadi sejati di dalam setiap situasi  dan panggilan hidup kami. Kemuliaan… Dalam…

Please Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *