Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Selasa pakan biasa ke-33, 19 November 2019. 2 Makabe 6, 18-31; Lukas 19, 1-10. Suara: frater David sdb (bacaan) dan pastor Dominggus sdb (renungan)
Renungan pada hari ini bertema: Tuhan Datang Ke Hati Dan Rumah Kita. Banyak orang mengakui bahwa panggilan telepon ke ponsel pribadi yang hanya muncul nomor tetapi tidak ada identitas foto dan nama, langsung saja diabaikan. Alasan yang umum diberikan ialah karena penelepon itu orang asing. Ada berbagai prasangka buruk yang dikenakan kepada orang-orang asing, misalnya penelepon yang tidak punya identitas, tamu yang tiba-tiba datang tanpa pemberitahuan lebih dahulu, dan orang tersesat yang sempat datang kepada kita.
Marilah kita bayangkan sejenak, sekiranya orang asing itu adalah Tuhan Yesus. Reaksi kita mungkin akan sama seperti kita lakukan kepada orang-orang asing lainnya. Namun karena Tuhan Yesus berkehendak untuk membawa kabar baik kepada kita, Ia tentu memberikan tanda spesial-Nya, supaya kita dapat mengenal Dia. Seperti yang terjadi dengan Zakeus, Ia pertama yang memberikan tanda. Tanda itu dimulai dengan kabar tentang Ia masuk ke dalam kota dan berjalan-jalan di dalam kota. Selanjutnya, melalui semua gerakan, sapaan, dan kata-kata-Nya itu. orang-orang menjadi tertarik dan mulai berdatangan kepada-Nya.
Ia berkata kepada Zakeus di kota Yeriko bahwa Ia akan datang ke rumah orang kaya pemungut bea dan pendosa berat itu. Begitu ia datang ke sana, baik rumah maupun pribadi si pendosa dikuduskan. Ada keselamatan terjadi dalam kehidupan Zakeus. Bunda Maria didatangi oleh Roh Kudus dan menjadikannya Bunda Allah. Kita juga didatangi karunia ilahi melalui kelahiran kita di dunia, kepada suatu kelahiran baru dalam iman ketika kita dibaptis di dalam rumah Allah, yaitu Gereja. Itu adalah peristiwa persembahan keluarga, budaya dan masyarakat dalam bentuk seorang anak manusia kepada Tuhan.
Melalui pembaptisan itu, diri kita resmi menjadi rumah Allah. Keluarga kita di rumah masing-masing merupakan kumpulan rumah-rumah Allah dari setiap anggota keluarga. Pribadi maupun keluarga itu kemudian terikat dengan Gereja yang menjadi persekutuan bersama satu tubuh dengan Yesus sebagai kepala. Setiap kali kita berkumpul dan beribadah di Gereja, itu adalah kesempatan persekutuan satu rumah Allah utuh, satu dan universal. Setelah beribadat, kita kembali ke rutinitas masing-masing dalam persekutuan dan keterikatan tersebut.
Sekiranya kita mengalami hidup dalam dosa karena aneka sebab, baik dosa berat maupun ringan, banyak maupun sedikit, keterikatan itu menjadi terganggu bahkan luka. Yesus pasti kasihan dan menaruh kuasa-Nya untuk memperbaiki itu dengan mendatangi baik pribadi maupun keluarga kita. Yang penting kita terbuka dan menerimanya masuk ke dalam diri kita dan rumah keluarga kita.
Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Tuhan Yesus, datanglah dan tinggal di dalam diriku, dan penuhilah diriku dengan damai, kehadiran-Mu dan segala kebaikan. Kemuliaan kepada Bapa… Dalam nama Bapa…