Santo Yohanes Bosco dan Nasihat Seorang Ibu

[fusion_text]

Santo Yohanes Bosco dan Nasihat Seorang Ibu

Santo Yohanes Bosco atau lebih akrab dipanggil dengan nama Don Bosco adalah seorang imam yang terpanggil sejak umur 9 tahun lewat sebuah mimpi. Mimpi ini begitu penting dan dihayati oleh Santo Yohanes Bosco sepanjang hidupnya sebagai momen Allah menyatakan kasih dan kehendak-Nya lewat perantaraan Putra-Nya sendiri dan Bunda Maria.
Bahkan, dikemudian hari, Paus Pius IX percaya bahwa mimpi ini memiliki nilai pewahyuan yang sempurna sehingga pada tahun 1858, Bapa Suci meminta Don Bosco untuk menuliskannya. Pria tak dikenal dalam mimpinya itu – yang dikemudian hari disadarinya ternyata adalah Yesus, berkata kepadanya, katanya,
“Kamu akan berhasil memenangkan hati anak-anak muda yang nakal ini bukan dengan tonjokkan dan kekerasan. Kamu bisa memenangkan jiwa mereka hanya dengan kelemahlembutan dan cinta. Ajarilah mereka sekarang juga bahwa dosa itu tidak baik, bahwa memiliki keutamaan-keutamaan akan menyelamatkan mereka dari kutukan api neraka.”
Di bulan Oktober 1835, Yohanes Bosco menerima jubah pertama selaku seorang Frater Projo Keuskupan Agung Turin. Sesudah ia mengenakan jubahnya, ibunya, Mama Margaretha, mendekati anaknya Frater. Yohanes Bosco dan membisikkan katanya,
“Ibu ingin engkau mempertimbangkan secara saksama langkah yang kau ambil. Setelah itu, ikutilah panggilanmu tanpa mempedulikan siapa saja. Hal yang terpenting ialah keselamatan jiwamu. Ada seorang pastor yang mendesak ibu untuk mengubah pikiranmu supaya engkau lebih baik memasuki sebuah serikat religius sebab ibu mungkin masih membutuhkan bantuanmu kelak. Tetapi ibu ingin mengatakan kepadamu bahwa dalam hal ini diri Ibu tidak usah dipertimbangkan, Allah harus mendapatkan tempat yang pertama. Janganlah merasa cemas tentang Ibu, Ibu tidak meminta apa-apa dari engkau! Ibu tidak mengharapkan apa-apa dari engkau. Ingatlah ini: Ibu dilahirkan miskin, hidup dalam keadaan miskin dan mau mati miskin. Ingatlah, Ibu tidak akan menginjakkan kaki di pintu rumahmu kalau engkau menjadi seorang imam yang kaya.”
Selanjutnya dengan ketulusan hati seorang Ibu, Mama Margaretha melanjutkan…..
“Janganlah kau nodai jubahmu itu. Kalau engkau tidak merasa kuat dalam panggilanmu sebaiknya kautanggalkan saja jubahmu itu secara baik-baik daripada engkau menodainya.”

Kisah diatas dipetik dari Buku Santo Yohanes Bosco, Pelindung Kaum Muda.

 

 

Every vocation to the priesthood comes from the heart of God, but it goes through the heart of a mother! (St. Pius X)

 

[/fusion_text]

Please Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *