Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Sabtu pekan biasa ke-20; 25 Agustus 2018. Yeheskiel 43,1-7a; Matius 23,1-12. Suara: Yosef sdb.
Renungan kita pada hari ini bertema: kredible. Saat ini istilah “kredibel” atau lawannya “tidak kredibel” sedang ramai dipakai. Seorang calon kepala desa dengan muda ditantang untuk menunjukkan kredibilitasnya supaya ia layak dipilih. Seorang wakil rakyat juga diharapkan punya kredibilitas supaya ia dipercayai. Sebuah perusahaan yang menjual produknya, ia dituntut kredibel karena masyarakat ingin percaya kepadanya.
Kredibel merupakan sifat yang dapat dipercayai, sedangkan inkredibel atau tidak kredibel merupakan sifat yang tidak dapat dipercayai. Untuk membangun kredibilitas, seseorang atau lembaga butuh waktu dan pengorbanan. Terkadang kepercayaan orang-orang di sekitar tidak mudah. Banyak yang memerlukan waktu agak lama untuk dapat percaya. Kecurigaan, acuh tak acuh, rasa tidak suka dan sikap negatif lainnya bisa saja menjadi dominan pada awalnya. Itu berarti bahwa proses untuk menjadi kredible tidak gampang.
Pertanyaannya ialah: bagaimana seseorang dapat menjadi pribadi yang kredibel. Syarat utamanya ialah kerendahan hati. Keutamaan rendah hati merupakan satu keutamaan besar yang mesti dijelaskan dan dipahami dari berbagai sudut pandangan. Meski demikian, keutamaan ini pada prinsipnya diajarkan kepada setiap pengikut Kristus, dan selanjutnya menjadi syarat utama untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga dengan Kristus sebagai kepala. Karena sebagai syarat utama, setiap pengkikut Kristus wajib hidup dalam semangat kerendahan hati. Sebaliknya jika ada yang hidup dalam kesombongan, ambisi, dan egoisme, mereka tidak mungkin berkenan kepada Tuhan.
Dari sudut pandang beriman yang benar, seorang rendah hati yang kredibel adalah dia yang menempatkan dirinya di dalam penyelenggaraaan Tuhan. Ia realistis kalau dirinya mempunyai keterbatasan dan kelemahan. Ada bagian-bagian di dalam hidup ini hanya Tuhan yang menentukan. Ia sangat percaya jika ia tidak memiliki kerendahan hati, maka Tuhan akan merendahkannya. Ia akan memanfaatkan karunia dan berkat Tuhan di dalam dirinya untuk membuat hidupnya dan lingkungan di sekitarnya menjadi bermakna.
Ketika dalam situasi dan kebutuhan, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk sesamanya, jika ia mampu memberikan solusi ia dengan suka rela melakukannya. Jika sebaliknya situasi atau kebutuhan itu di luar kemampuannya, ia akan mengakui keterbatasannya. Ia sangat mengandalkan campur tangan Tuhan ketika diakuinya bahwa manusia tidak mampu.
Jadi, sebagai seorang yang kredibel, seseorang harus realisitis atau berdasarkan kenyataan.
Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Ya Allah, semoga kami setia mengikuti Kristus yang rendah hati dan taat kepada-Mu. Bapa kami… Dalam nama Bapa…