Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Sabtu pekan biasa ke-21; 1 September 2018. 1 Korintus 1,26-31; Matius 25,14-30. Suara: Peter sdb
Renungan kita pada hari ini bertema: Karunia Tanggung Jawab. Banyak yang beranggapan bahwa tanggung jawab adalah sekedar efek dari keinginan akan imbalan. Umumnya motivasi manusia secara kodrati ialah kerja-bayar, atau give-take. Manusia berpikir bahwa yang diberikan dari dirinya selalu ada harganya untuk diambil kembali. Di situ baru muncul tanggung jawab.
Tetapi tanggung jawab sebagai sebuah karunia sebenarnya bukan karena ada imbalan yang tersedia di depan. Imbalan atas suatu pekerjaan dan tugas bukan merupakan suatu karunia atau gift. Itu adalah suatu kompensasi atau balasan yang harganya biasanya disesuaikan dengan berapa besar dan sebaik apa tugas yang dilakukan. Sedangkan karunia sebuah tanggung jawab ialah benar-benar pemberian diri yang rela dan tulus, yang maksudnya adalah demi tanggung jawab itu sendiri. Sebuah tanggung jawab yang dimotivasi pengobanan diri pada dasarnya ialah sebuah ungkapan cinta kasih. Dan menurut Santo Agustinus, tindakan cinta kasih sudah dengan sendirinya bertujuan untuk mencintai, bukan untuk hal-hal yang lain.
Tuhan telah menunjukkan diri-Nya bahwa semua perbuatan-Nya merupakan wujud karunia tanggung jawab. Dengan tindakan-Nya sendiri itu, maka kisah perumpamaan tentang seorang tuan yang memberikan kepercayaan kepada masing-masing hambanya dengan tanggung jawab berbeda-beda, menjadi pelajaran sangat berharga bagi kita. Mereka yang dipercayakan tugas-tugas tertentu, dan menjalankan itu atas dasar karunia yang ada padanya, hasilnya akan sangat memuaskan, bahkan berkali-kali lipat. Mereka hanya mau menjalankan karena motivasinya ialah bertanggung jawab. Tuhan melihat dan tahu motivasinya sehingga Ia menggandakan hasil-hasil pekerjaan mereka. Mereka pasti akan mendapatkan imbalan yang berlipat-lipat juga dari Tuhan. Sebaliknya nasib sial akan dialami oleh orang-orang yang hanya mencari keuntungan diri sendiri karena ingin balasan dari tugas-tugasnya. Tuhan akan menahan pemberian-Nya atas mereka, dan mereka akan mengalami kesusahan di dalam hidupnya.
Kehendak Tuhan yang nyata ialah Ia selalu memberikan kepercayaan kepada orang-orang yang lemah dan tidak berdaya. Bunda Maria adalah salah satu contohnya. Para rasul juga berlatar belakang yang sama, lalu mereka dipercayakan oleh Yesus. Artinya bahwa jika dari dasarnya pribadi manusia itu sangat dipenuhi oleh kesombongan, kemunafikan, intensi-intensi negatif, dan penuh dengan kebencian, kepercayaan itu akan sangat tipis, bahkan tidak ada untuk diembannya. Maka marilah kita menjadi rendah hati dan Tuhan akan karuniakan kita tanggung jawab yang dikehendakinya kepada kita.
Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Ya Tuhan, semoga kami tumbuh menjadi orang-orang yang bertanggung jawab atas panggilan kami masing-masing dan memenuhi kehendak-Mu. Salam Maria… Dalam nama Bapa…