Informasi dan berita tentang Gereja Katolik Cina kepada seluruh dunia selalu menarik perhatian. Namun apakah yang kita dengar atau dapatkan itu sesuai kenyataan? Apakah semuanya akurat? Jawaban yang pasti tentu harus dari sumbernya langsung. Mengapatkan sumber berita dari orang dan tempat berita itu dibuat tentu saja menjadi sesuatu yang ideal. Kebenaran primer selalu dihasilkan dari sini.
Pada kesempatan ini, publik sangat bergantung pada suatu kebenaran primer mengenai berita Gereja Katolik Cina yang datang dari orang-orang yang terpercaya. Di Cina saat ini berbicara secara terbuka tentang Gereja Katolik hampir tidak mungkin, karena pemerintah Cina sangat represif atas semua hal tentang agama. Orang-orang lebih menjalankan imannya secara pribadi dan diam-diam.
Kemungkinan kecil untuk berbicara ialah orang-orang yang memiliki otoritas iman dan dapat mempertanggung jawabkannya di hadapan publik. Salah satunya ialah Kardinal Joseph Zen Ze-kiun SDB, uskup emiritus Hong Kong. Pada hari Minggu 17 November malam, Kardinal dan pejabat Gereja Cina yang sangat vokal ini berkesempatan memberikan “good night” yang sangat inspiratif dan penuh semangat.
Pendengarnya ialah para partisipan pertemuan bersama Komisi Formasi dan Komunikasi Sosial di “Savio House” (rumah pembinaan SDB yang juga menjadi tempat tinggal Kardinal), yang melakukan pertemuan selama empat hari, dari 15 – 18 November 2019. Kardinal mengatakan bahwa Gereja di Cina sekarang dalam keadaan yang sangat berbahaya. Ia sangat mengharapkan Gereja Katolik sedunia, khususnya Vatikan supaya segera mungkin turun tangan untuk mengatasinya.
Menurutnya, dengan adanya persetujuan bersama Vatikan dan negara Republik Cina yang baru-baru ini dibuat, Gereja Katolik Cina menjadi semakin kehilangan keotentikannya. Persetujuan itu dibuat tanpa diketahui dengan jelas oleh para pejabat Gereja Katolik di Cina. Akibatnya, sejumlah anggota Gereja dan para uskup yang berada di dalam satu kesatuan dengan Gereja Katolik Roma, terang-terangan bergabung dengan Gereja Katolik Patriotik yang selama ini berafiliasi dengan pemerintah.
Bagi Kardinal yang berusia 87 tahun ini, situasi ini sangat mengganggu stabilitas dan kedamaian hati nurani Gereja Katolik Cina pada umumnya dan khususnya dirinya yang sebagian hidupnya berjuang untuk menciptakan damai dan ketentraman kehidupan Gereja Katolik di seluruh Cina. Kardinal sangat teguh dengan prinsipnya bahwa Gereja Katolik Cina, meskipun kecil dan tertekan, harus tetap murni dengan iman Katoliknya dan solid dalam persekutuannya dengan Gereja Katolik Roma yang utuh.
Atas keprihatinannya ini, ia mengundang para Salesian sedunia dan semua orang supaya mendoakan Gereja Katolik Cina, demi terciptanya kebebasan dan perdamaian yang sesungguhnya, sesuai dengan kehendak Tuhan dan kehendak umat Katolik Cina sendiri.