Renungan: Senin, 4 November 2024.
Sahabat muda yang terkasih, pernakah kalian terjebak dalam situasi menerima kebaikan tapi tidak mampu membalasnya?
Pasti rasanya canggung sekali mengingat teori-teori ekonomi yang kita banyak pelajari selalu menekankan kesetaraan dalam hak, kewajiban, nilai tukar, dll. Pada situasi tidak mampu membalas kebaikan, kita bisa memilih untuk meniatkan pengembaliannya suatu hari di masa depan atau sekedar berdoa agar Tuhan yang membalas kebaikan tersebut. Yesus dalam Injil hari ini (Lukas, 14: 12-14) menerangkan skema serupa namun dalam posisi yang terbalik, “bayangkan situasi dimana kamu melakukan kebaikan dan mereka yang menerimanya tidak mampu membalas kebaikan itu!” Hati kita pasti berbunga-bunga; seperti sabda Yesus sendiri, “Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar.”
Pertanyaan selanjutnya adalah terkait melakukan kebaikan, akan sangat mudah untuk menjadi dermawan jika kita terlahir sebagai sultan atau crazy rich. Sementara kenyataannya, banyak dari kita masih bergumul dengan persoalan memenuhi kebutuhan dasar (yang kadang menyempitkan cara pandang kita terhadap kemungkinan untuk membantu orang lain, toh saya tidak punya apa-apa). Maka pernyataan Paus Yohanes Paulus II berikut kiranya dapat menjadi sumber inspirasi,
“Nobody is so poor he has nothing to give, and nobody is so rich he has nothing to receive!”
Kita pasti memiliki sesuatu untuk dibagikan ke orang lain, “tidak ada seorangpun yang terlalu miskin sehingga tidak mampu berbagi, atau seseorang yang terlalu kaya hingga tidak membutuhkan orang lain!” Banyak orang membutuhkan hal-hal yang lebih dari sekedar materi, entah mereka membutuhkan teman berbicara, orang yang mau meluangkan waktu untuk berdoa bersama, ada yang membutuhkan kunjungan kita karena mereka sedang sakit, dan bisa ditambahkan daftar panjang lainnya mengenai kerelaan untuk terlibat dalam kegiatan sosial.
Don Bosco selalu mengingatkan anak-anaknya bahwa mereka bisa memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kemajuan Gereja dan masyarakat. Ad maiora natus-terlahir untuk melakukan hal-hal besar. Kiranya pesan Injil hari ini semakin memantapkan niat-niat baik kita untuk berkontribusi secara nyata sebagai kaum muda untuk kemajuan Gereja dan masyarakat kita. Tuhan memberkati.
Diakon Franko, SDB.