Teladan doa Mgr. Kherubim

Renungan Rabu 9 Oktober 2024

Renungan kita hari ini berdasarkan Injil Lukas 11:1-4. Dalam episode ini ada beberapa hal menarik yang dapat menjadi pembelajaran kita. Pertama, bahwa seorang murid melihat Yesus berdoa dan kemudian meminta Yesus mengajari dia cara berdoa. Permohonan ini sangat penting sebab tidak jarang kita berdoa dengan cara yang salah. Bukannya membuka hati kepada Tuhan, kita malah berbicara dengan konsep-konsep Tuhan di kepala kita, atau hanya melulu minta-minta dan memaksakan kehendak tanpa memberi kesempatan untuk terbuka dalam dialog hati ke hati. Maka penting sekali untuk meminta bantuan Roh Kudus untuk menerangi doa-doa kita. Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. (Roma 8:26).

Dalam doa Bapa Kami yang Yesus ajarkan, tampak sekali semuanya diungkapkan dengan jelas, tanpa kata yang berbunga-bunga: Dimuliakanlah nama”-Mu! Jadilah kehendak-Mu! Berilah kami rejeki! Ampunilah kami!”

 

Hal menarik berikutnya adalah bahwa murid itu terinspirasi untuk berdoa karena melihat Yesus berdoa. Banyak orang tua saat ini mengalami kesulitan mengajrkan anaknya untuk berdoa. Atau banyak juga praktek di bulan Rosario ini, bahwa orang tua hanya menyuruh anaknya pergi berdoa dilingkungan sedangkan mereka hanya tinggal di rumah. Injil hari ini memberikan pesan yang jelas, bahwa cara terbaik untuk mengajarkan anak-anak berdoa adalah dengan memberikan kesaksian bahwa doa itu menyenangkan. Orang tua harus memberikan bukti bahwa doa bukanlah suatu beban, sebaliknya membuka hati dan curhat dengan Tuhan itu sungguh menenangkan. Saya ingin bercerita pengalaman pribadi terkait hal ini, dan ini berkaitan dengan almarhum Mgr. Gerulfus Kherubim Pareira, SVD. Waktu saya kelas 7 seminari menengah, kami diteror wabah kerasukan, banyak seminaris menjadi korban. Kami berusaha melakukan berbagai cara, baik adorasi maupun prosesi keliling seminari, namun hasilnya sama saja. Hingga akhirnya, Uskup Kherubim dating ke seminari dan memimpin misa kudus, dan seketika wabah ini hilang. Ketika para romo bertanya kepada beliau, “apa rahasianya?” Dia menjawab. “Harus memiliki hidup doa yang baik dan berpuasa!” Teladan doa uskup ini kemudian menyelamatkan kami.

Bagi para Salesian dan anak-anak muda, Don Bosco telah memberi contoh jelas bahwa hidup harus selalu bernafaskan doa dan keterbukaan hati kepada Tuhan. Salah satu ungkapannya yang terkenal, “Berjalanlah dengan kakimu memijak bumi dan hatimu memandang surga!”

 

D. Franko

Please Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *