Uang seribu untuk Tuhan

Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Senin pekan biasa ke-34, 25 November 2019. Daniel 1, 1-6. 8-20; Lukas 21, 1-4. Suara: frater Ikky sdb (bacaan) dan pastor Minggus sdb (renungan)

Renungan kita pada hari ini bertema: Uang Seribu Untuk Tuhan. Seorang anak bertanya kepada bapaknya, alasan mereka sekeluarga selalu duduk di bangku urutan ke-5 dari depan, setiap kali perayaan misa di gereja paroki. Anak itu memastikan bahwa orang tuanya akan membawa seluruh keluarga duduk di bangku tersebut. Mereka selalu berada di tempat itu sebelum misa dimulai. Kaki mereka menginjak lantai yang sama dan kepala mereka lurus ke atap yang sama.

Setelah Misa, bapak menjelaskan alasannya kepada sang anak. Alasannya ialah karena uang seribu rupiah. Sejak masih muda dan sebelum kawin, ia yang masih remaja dibuat terkesan dengan perkataan pastor paroki pada waktu itu. Pastor berkata bahwa setiap kolekte, yang besar kecilnya bergantung pada setiap orang, ikut membangun rumah ibadat mereka di paroki. Sejak saat itu ia tidak pernah absen memberikan kolekte seribu rupiah.

Pada waktu ia sudah menikah dan berkeluarga, ia biasakan ketiga anaknya membawa seribu rupiah untuk kolekte pada setiap kali perayaan Misa. Keluarga itu ikut melihat secara langsung bagaimana gereja itu direnovasi sampai mencapai bentuknya seperti saat ini. Biaya renovasi gereja itu antara lain bersumber dari kolekte yang rutin sebesar seribu rupiah keluarga tersebut dan keluarga-keluarga lain. 

Dengan pemahaman yang demikian, bapak dan ibu keluarga itu selalu memastikan bahwa tempat atau posisi mereka di dalam gereja harus nyata dan tetap. Mereka secara simbolik menempati suatu posisi yang spesial, supaya mengingatkan mereka sebagai bagian yang spesial di dalam keanggotaan Gereja. Biarpun peran dan sumbangan mereka tidak seberapa kepada Gereja, tetapi mereka telah menjadi bagian yang menyatu dalam pembangunan Gereja sebagai umat Allah. Mereka hanya ingin memastikan bahwa mereka memiliki Gereja dan sebaliknya Gereja memiliki mereka.

Penjelasan bapak sungguh membuat sang anak paham dan semakin giat di dalam hidup menggereja di parokinya.  Bagi kita semua, salah satu tanda kita aktif dan menjadi bagian dari Gereja, ialah karena kita memberikan sumbangan kita masing-masing. Syarat memberikan sumbangan itu sangat sederhana, yaitu memberikan dengan tulus dan dengan segenap hati. Pemberian itu sangat pantas untuk mewakili diri kita, meski jumlahnya seribu rupiah, tetapi menjelaskan diri kita sebenarnya sebagai orang berpunya, biasa-biasa atau yang berkekurangan.

Persembahan janda yang miskin yang dikisahkan di dalam Injil hari ini memberikan kita inspirasi untuk memberikan kepada Tuhan apa yang pantas kepada Tuhan dan apa yang membuat hati kita puas serta nyaman.Marilah kita berdoa. Dalam nama … Ya Tuhan, jadikanlah 

Please Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *