Renungan hari Kamis, 24 April 2025; hari kelima oktaf Paskah
Sobat muda yang dikasihi Yesus…
Apakah Anda adalah orang yang mudah percaya pada orang lain? Seperti yang umumnya kita tahu, bahwa pilar dasar dari kemajuan filsafat dan berbagai ilmu empiris adalah sikap skeptis. Sikap mempertanyakan kebenaran dari informasi yang diterima. Sejarah peradaban menunjukkan dinamika ini, bahwa para penemu dan pemikir berusaha mempertanyakan doktrin dan berjuang menemukan jawaban logis dari setiap fenomena kehidupan. Kita bisa mengurutkan dari para pemikir Yunani (kaum phusis yang berpendapat bahwa dunia berasal dari air, dari api, dari tanah, dll.), hingga Stephen Hawking yang berusaha mendamaikan teori relativitas umum Einstein dengan mekanika kuantum, yaitu dua teori yang mendasari fisika alam semesta. Singkatnya, sikap tidak mudah percaya itu bisa sangat bermanfaat bagi kehidupan. Termasuk dalam hidup beragama.
Injil Lukas 24: 35-48, menampilkan sebuah episode yang sangat dramatis bagi kehidupan para Rasul. Mereka menjumpai fakta yang nampaknya terlalu indah untuk untuk menjadi kenyataan (too good to be true). Di tengah kekalutan karena kehilangan Yesus sang soko guru, mereka kemudian berjumpa dengan Ia yang telah bangkit. Bisa kita bayangkan situasinya, otak dan semua pemikiran logis mereka akan berusaha mencerna perjumpaan ini. Mungkinkah mereka hanya berhalusinasi? Mungkinkah ini hanyalah arwah Tuhan Yesus? Kemudian mereka mendengar sapaan Sang Guru, “Damai bagimu!” Shalom yang Yesus ucapkan tidak dalam konteks damai ketika kita berada di alam pegunungan, namun sebuah harmoni dimana segala puzzle kini terhubung dalam sebuah gambaran besar karya penyelamatan dari Allah.
Semuanya menjadi masuk akal dan memang the truth is really good, sungguh manis menemukan kebenaran hidup di dalam iman akan Yesus Kristus.
Semoga kita yang membaca renungan ini juga merasakan sukacita karena iman kita pada Yesus yang hidup dan mengalahkan kematian. Menyadari bahwa Tuhan sangat mencintai kita, dan kenyataan itu sudah lebih dari cukup untuk membuat kita tidak perlu meragukan penyertaan Tuhan. Sehingga sebagai konsekuensinya, kita akan terus optimistik memandang kehidupan dengan segala tantangannya.
Tentunya kita sadar, bahwa masih banyak orang di sekitar kita yang masih terbelenggu oleh kecemasan dan kehilangan arah hidup. Masih banyak yang meyakini bahwa hidup ini absurd karena berbagai cobaan dan kenyataan hidup manusia yang pahit. Maka kita ditantang oleh kisah Injil hari ini untuk membagikan sukacita dan damai karena perjumpaan dengan Yesus yang bangkit. Konkretnya adalah dengan memberikan kesaksian hidup, kehadiran kita harus menjadi sumber kedamaian. Kemana saja kita berbaur, kita selalu memperjuangkan persatuan dan harmoni, penghargaan akan perbedaan dan sikap rela mendengarkan.
Don Bosco selalu mengajarkan kepada anak muda yang ia bimbing agar memiliki devosi kepada Bunda Maria. “Berdevosilah kepada Bunda Maria maka engkau akan menjumpai mukjizat-mukjizat.”
Tentu saja menjadi saksi Kristus di lingkungan kita bukanlah hal yang mudah, maka mari kita selalu berdoa mohon bantuan penyertaan Bunda Maria Penolong Umat Kristiani agar segala niat baik kita membuahkan hasil yang melimpah. Tuhan memberkati.
By: Diakon Franko, SDB