PERSEKUTUAN HATI

Bacaan dan renungan Sabda Tuhan hari Sabtu pekan biasa ke-10

Peringatan Hati Tersuci Santa Perawan Maria

12 Juni 2021

Bacaan dibawakan oleh Paulus Endon dan renungan dibawakan oleh Fransiska Josefina, dari Lingkungan Santa Lusia I, Gereja St. Yakobus, Paroki Kelapa Gading, Keuskupan Agung Jakarta.

2 Korintus 5: 14-21; Mazmur tg 103: 1-2.3-4.8-9.11-12; Matius 5: 33-37.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5: 33-37)

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata,
“Kalian telah mendengar
apa yang disabdakan kepada nenek moyang kita,
‘Jangan bersumpah palsu,
melainkan peganglah sumpahmu di hadapan Tuhan.’
Tetapi Aku berkata kepadamu,
‘Jangan sekali-kali bersumpah,
baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah,
maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya,
ataupun demi Yerusalem,
karena Yerusalem adalah kota Raja Agung.
Jangan pula bersumpah demi kepalamu,
karena engkau tidak berkuasa
memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun.

Jika ya, hendaklah kalian katakan: ya,
jika tidak, hendaklah kalian katakan: tidak.
Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat.

Demikianlah Injil Tuhan.

Tema renungan kita pada hari ini ialah: Persekutuan Hati. Ada dua hati manusia yang berpadu dari awal sampai akhir kehidupan. Tuhan merancang itu untuk terjadi secara kodrati. Mereka masing-masing tidak pernah merencanakan itu. Karena Tuhan sudah membuatnya demikian, maka terjadilah. Secara alamiah kedua hati itu intim, berpadu, menyatu, tak terpisahkan bahkan kematian tidak bisa memisahkan mereka. 

Kedua hati itu bukan suami dan istri. Bukan pula sebuah pasangan yang sangat serasi pun. Bukan juga sepasang anak kembar. Kakak dan adik tidak pernah berpadu sejak awal kehidupan. Bapa dan anak pun tidak memiliki hubungan yang sebegitu menyatu. Sebenarnya kedua hati itu adalah ibu dan anak. Hubungan mereka sudah ditetapkan oleh Pencipta sejak pembuahan sperma dan sel telur suami dan istri. Bapak tidak memiliki keistimewaan seperti ibu. Hanya ibu yang memiliki keindahan pertautan hatinya dengan buah hatinya.

Tuhan Allah ingin menetapkan persekutuan hati Putera-Nya Yesus Kristus dan Bunda Maria untuk mengungkapkan bahwa Kerajaan Allah hanya dapat menghadirkan diri sebagai sebuah rumah bagi semua umat beriman ketika ada persekutuan hati di antara para warganya. Kita orang beriman tidak hanya memakai pikiran dan nalar untuk memahami misteri iman. Karena tindakan iman ialah cinta kasih, maka kita sangat memerlukan pekerjaan hati kita. Persekutuan hati Yesus dan Maria telah melahirkan kehidupan Gereja kita yang dirasakan dampak karyanya melalui aneka pelayanan kasih. Jadi persekutuan hati berbuah dalam pelayanan kasih.

Penginjil Matius memberikan kita satu contoh bagaimana hati yang suci dan murni harus dapat membebaskan dirinya dari setiap bentuk sumpah dan kepalsuan. Tuhan Allah yang mulia dan mahabenar menuntut kita untuk menjadi mulia dan benar juga. Ketulusan dan kebenaran itulah yang menjadi persembahan kita yang layak kepada sesama dan kepada dunia. Orang-orang Kristen tidak boleh memberikan sesuatu apa pun kepada dunia selain cinta kasih dan kebenaran dari Tuhan yang mahakuasa.

Betapa kita masing-masing sangat menikmati panggilan hidup yang telah Tuhan anugerahkan, itu karena kita memang memadukan gerak hati kita dengan kehendak hati Tuhan! Kalau gerakan hati kita tidak sejalan dengan kehendak Tuhan, kita pasti mengalami masalah di dalam panggilan hidup kita. Sejalan dengan ini, perpaduan hati di antara kita manusia seperti suami dan istri atau kakak dan adik kiranya dapat mewujudkan suatu capaian kebaikan yang diinginkan bersama. Perpaduan seperti ini sangat diperlukan bagi setiap kerja sama, persatuan, dan toleransi di antara kita. 

Marilah kita berdoa. Dalam nama Bapa… Ya Bapa di surga, semoga Roh-Mu selalu menyertai kami sampai kami menuntaskan tugas pelayanan kami sampai garis akhir seperti Tuhan kami Yesus Kristus. Kemuliaan kepada Bapa … Dalam nama Bapa… 

Please Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *