Renungan hari Jumat, 29 November 2024
Teman-teman muda yang terkasih,
Kita sering akrab dengan frasa, “dasar nggak peka!” atau “harusnya kamu tahu dong, kalau tindakan ini akibatnya akan bagaimana!” Pada dasarnya, kepekaan bukanlah karakter bawaan atau given, melainkan akumulasi dari kebiasaan yang terus-menerus dipertajam. Dengan kepekaan yang baik, banyak persoalan dapat dicegah dan diselesaikan. Di lain pihak, mereka yang kurang peka sering terperangkap masalah dan kesusahan yang mestinya dapat dihindari sejak awal. Dan celakanya, sebagai insan muda yang penuh energi kita sering terbenam dalam berbagai kesibukan dan aneka kegiatan. Kita tidak mau tertinggal dari trend terbaru sambil berusaha memikirkan inisiatif untuk menjadi trend-maker. Adalah hal yang normal sebagai anak muda jika kita ingin ikut dalam berbagai kegiatan sebanyak yang kita bisa. Hal ini bisa menjadi sesuatu yang berbahaya jika kesibukan ini menumpulkan kepekaan spiritual kita. Kepekaan yang membuat kita menyadari makna terdalam dari hidup dan setiap tindakan yang kita ambil. Kepekaan spiritual akan menjadi terang di hari-hari kelam kita, juga menjadi kompas dalam setiap keputusan moral kita.
Tuhan Yesus (dalam Lukas, 21: 29-33) mengingatkan kita untuk peka terhadap tanda-tanda zaman. Di tengah dunia yang penuh ketidakpastian dan distraksi, kita harus memiliki kepekaan spiritual yang jernih. Tuhan menjelaskan bahwa pengetahuan sains saja tidak cukup, karena dunia spiritual tidak akan mampu dicapai semata-mata dengan perhitungan matematis. St. Theresa de Jesus kemudian menjelaskan lebih jauh:
Pengetahuan pribadi seseorang terhubung dengan doanya. Maka bertumbuh dalam doa dapat membawa seseorang pada pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya sendiri dan Tuhan.
Dengan demikian, hanya dengan kepekaan spiritual yang baik kita akan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan eksistensial dan menemukan makna dari hidup kita. Maka kini pesannya jelas, jangan hidup dalam kesibukan yan berlebihan sehingga tidak ada waktu tersisa untuk berbicara dengan Tuhan dari hati ke hati. Don Bosco sangat terkenal karena ia seorang pekerja keras, mereka yang melihat dia sepintas akan mengira bahwa dia tidak pernah berdoa. Namun kenyataannya, dia adalah seorang kontemplatif yang aktif: dia selalu berdoa sepanjang hari, entah ketika sedang berjalan, ketika sedang di kantor, ataupun di bengkel. Doa-doa yang terus ia ucapkan menjadi sumber kekuatan bagi dia untuk terus maju membantu anak-anak muda yang miskin dan terlantar. Kita tidak akan hidup di dunia selamanya, maka jangan fokus pada hal duniawi saja. Mari terus mengasah kepekaan spiritual kita dalam doa dan situasi hening setiap hari. Tuhan memberkati.
By: Diakon Franko SDB