Renungan hari Sabtu, 26 April 2025; hari ketujuh oktaf Paskah
Teman-teman muda yang terkasih…
Saudara-saudari terkasih, dunia kita saat ini bergulat dengan berbagai tantangan: krisis moral yang menggerogoti nilai-nilai luhur, individualisme yang menjauhkan kita dari sesama, dan hilangnya harapan, terutama di kalangan kaum muda, di tengah kerasnya realita hidup. Namun, dalam situasi yang tampak kelam ini, Sabda Tuhan dalam Kitab Kejadian dan Injil Markus hadir sebagai cahaya penuntun.
Kisah Kain, setelah melakukan dosa besar dengan membunuh Habel (Kejadian 4:13-21), memperlihatkan kepada kita betapa besar kasih dan keadilan Tuhan. Meskipun Kain merasa bersalah dan takut, Tuhan tidak menghukumnya dengan kematian, melainkan melindunginya dan memberinya kesempatan untuk hidup dan berkembang. Ini adalah bukti nyata bahwa Tuhan adalah Bapa yang penuh belas kasih, yang selalu membuka pintu pengampunan bagi kita, bahkan ketika kita merasa terpuruk dan tidak layak.
Di sisi lain, Injil Markus 16:9-15 mengisahkan bagaimana Yesus yang bangkit menampakkan diri kepada para murid yang ragu. Alih-alih mencela ketidakpercayaan mereka, Yesus justru mengutus mereka dengan perintah yang agung: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”
Tindakan Yesus ini menunjukkan kepercayaan-Nya yang tak terbatas kepada manusia. Ia tidak menunggu kita menjadi sempurna sebelum mengutus kita, tetapi memanggil setiap hati yang mau menjawab panggilan-Nya, dengan segala keraguan dan kelemahan kita.
Saudara-saudari, renungan hari ini mengajak kita, khususnya kaum muda, untuk berani melangkah dan menjadi saksi Kristus di mana pun kita berada. Ketika Don Bosco berkarya dalam mendidik anak-anak miskin dan terlantar, dia tidak hanya mengandalkan para profesional, tetapi juga anak-anak muda itu sendiri (youth serving youth). Maksudnya adalah bahwa potensi dan kemampuan melayani tidak selalu berbanding lurus dengan usia, melainkan kemauan untuk membantu dengan sepenuh hati. Tuhan tidak menuntut kesempurnaan, tetapi kerelaan hati untuk diutus dan dipakai sebagai alat-Nya. Kita dapat memulai dengan hal-hal sederhana: memancarkan kasih, mengamalkan pengampunan, dan menghadirkan sukacita Kristiani di tengah lingkungan kita. Dunia ini merindukan terang Kristus, dan terang itu dapat bersinar melalui setiap tindakan kecil kita, setiap hari. Amin.
By: Bruder Linus, SDB