Our Team

STATISTIK KELUARGA SALESIAN

Ketika Don Bosco meninggal dunia pada tanggal 31 Januari 1888, ia meninggalkan 773 orang SDB dan 393 orang FMA. Semasa hidupnya, Don Bosco mendirikan 4 perkumpulan yakni, Serikat Salesian Don Bosco (SDB) pada tanggal 18 Desember 1859, dilanjutkan dengan Putra-Putri Maria Penolong Umat Kristiani (FMA) pada tanggal 5 agustus 1872, Koperator Salesian pada tanggal 9 May 1876, dan Asosiasi Devosan Maria Penolong Umat Kristiani (ADMA) pada tahun 1869.

Menurut statistik tahun 2020 yang dibuka dan disampaikan dalam Kapitel Umum ke-28, jumlah para SDB seluruh dunia saat ini ialah 14.476 imam, bruder, uskup dan novis. Mereka semua berkarya di semua benua di dunia, atau di 134 negara. SDB adalah salah satu Kongregasi terbesar di dalam Gereja dan di dunia, yang dikenal paling besar menyebar di dunia. Di dalam penyebarannya itu, pengaturan operasionalnya menurut regio-regio, provinsi-provinsi dan komunitas-komunitas lokal.

Selain Kongregasi SDB, masih ada sekitar 34 perkumpulan dan kelompok lain yang bersama SDB membentuk sebuah persekutuan bersama yang disebut Keluarga Salesian. Pada awalnya, Don Bosco memang bercita-cita untuk mendirikan sebuah Keluarga rohani yang besar. Seiring berjalannya waktu, cita-cita itu dapat diwujudkan.

Ada empat kelompok, selain SDB, yang didirikan langsung oleh Don Bosco sendiri ialah Serikat Putri-Putri Maria Penolong Umat Kristiani (FMA), Kooperator Salesian, Asosiasi Devosan Maria Penolong Umat Kristiani (ADMA) dan Alumni Don Bosco (Asosiasi para mantan siswa sekolah-sekolah Salesian).

(Sources: CG28 and Dati Statistici, 2020 and Flash 2019)

DATA DAN KEHADIRAN DI INDONESIA

SDB di Indonesia sebagai sebuah provinsi terhitung mulai tanggal 8 Juni 2018. Sebelum itu, yaitu sejak 1985, para Salesian yang berkarya di Indonesia menjadi bagian dari karya misi di Timor Leste atau yang terakhir sebagai Provinsi ITM (Indonesia-Timor)

Jumlah para SDB menurut data tahun 2020 ialah 57 orang yang terdiri dari 30 imam, 10 bruder, 15 frater dan 2 novis. Ada empat orang misionaris dari jumlah 57 orang ini. Mayoritas ialah putra-putra dari Indonesia yang sedang menjalani panggilan Salesian dan mengembangkan diri melalui perutusan Salesian dan juga menarik minat orang muda lain untuk bergabung ke dalam Kongregasi ini.

Kehadiran karya SDB di Indonesia mencakup 6 komunitas dan 2 paroki. Dari enam komunitas ini, ada tiga yang menjalankan misinya sebagai komunitas pembinaan, yaitu komunitas Sumba, Komunitas Tigaraksa dan Komunitas Sunter-Jakarta.

Rumah pertama Salesian Don Bosco yang dibangun pada tahun 1990 ini berfungsi utama sebagai tempat pembinaan Post Novisiat para Salesian muda, baik frater maupun bruder. Pada tahun 2018, ketika SDB Indonesia resmi menjadi sebuah Vice Province, untuk sementara sebagian rumah ini berfungsi sebagai provinsialat.
Fasilitas olahraga di rumah pembinaan Wisma Salesian berupa lapangan-lapangan olahraga menjadi sarana untuk hidup bersahabat dan berbaur dengan warga masyarakat di sekitarnya.

Rumah kedua SDB di Indonesia ialah yang ditempati oleh Komunitas SDB Tigaraksa yang terletak di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Pada saat ini, Komunitas Tigaraksa menjadi tempat pembinaan para novis.

Selain komunitas Wisma Salesian Don Bosco di Sunter dan Komunitas Tigaraksa di Tangerang, Paroki Santo Yohanes Bosco di Sunter, Jakarta Utara juga menjadi bagian dari Keuskupan Agung Jakarta. Sama-Saudara Salesian yang bekerja di Paroki ini belum resmi membentuk sebuah komunitas, karena itu mereka menjadi bagian dari Komunitas Wisma Salesian Don Bosco.

Arah dari Jakarta menuju ke timur, akan berhenti di tempat yang paling dekat yaitu di Keuskupan Purwokerto dan di sana ada satu Komunitas SDB. Para SDB membantu karya apostolik Keuskupan ini di sekolah menengah pertama (SMP) Bhakti Mulia, yang berada di dalam paroki Purwodadi, sebuah wilayah yang dekat dengan Bandara Udara Internasional Yogyakarta.

Dari Jawa Tengah, arah berlanjut ke Jawa Timur di mana ada dua kehadiran SDB di Keuskupan Surabaya. Di Kota Blitar, para Salesian dipercayakan oleh Uskup Surabaya untuk menangani Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Santo Yusuf. Di Kota Surabaya, para Salesian menangani Paroki Santo Mikhael di Perak. Kedua kehadiran SDB ini dimulai bersama-sama pada tahun 2009.

SMK St. Yusuf dalam dekade-dekade terakhir tercatat sebagai sekolah Katolik dengan siswa terbanyak di Blitar dan sekitarnya.
Pastor Paroki bersama para guru SMP St. Mikhael Perak, Surabaya

Sampai dengan tahun 2020-2021, komunitas SDB yang terletak di paling timur wilayah Indonesia ialah di Weepengali, Sumba Barat Daya, Pulau Sumba, NTT. Komunitas ini dimulai pada tahun 2003, atas undangan Uskup Keuskupan Sumba pada waktu itu, Mgr. Kherubim Parera, SVD. Saat ini Komunitas SDB di Sumba telah menjadi sebuah komunitas dengan karya-karyanya yang semakin banyak dan kompleks.

SDB BERSIAP MEMENUHI SELURUH INDONESIA!

Sejak hari pertama bulan Oktober 2021, sejarah baru terjadi di Provinsi SDB-INA. Pada hari ini, dua misionaris SDB Indonesia memulai misi di Pulau Flores, khususnya di Keuskupan Ruteng. Kedua misionaris itu ialah Pastor Petrus Pehan Tukan, SDB dan Pastor Paulus Rarasta Anggara, SDB. Petrus dan Paulus aslinya adalah pilar-pilar Gereja perdana di Yerusalem dan sekitarnya.

Di Keuskupan Ruteng, SDB dipercayakan untuk menjalankan karya apostolik di wilayah pantai utara Kevikepan Labuan Bajo, tepatnya di pantai Boleng. Wilayah ini merupakan bagian dari paroki Wangkung di daerah pegunungan, yang melalui pastoral para SDB suatu waktu nanti akan menjadi sebuah wilayah pastoral yang mandiri.

Ada sejumlah kampung dan pemukiman Katolik di sepanjang pantai utara ini, dan mereka hidup berdampingan dengan umat Muslim yang sudah lama menempati daerah pesisir pantai. Umat Katolik di sini tergabung dalam dua stasi besar, yaitu Gerak (dalam bahasa setempat berarti cahaya) dan Kokor. Umat di kedua wilayah ini begitu gembira menyambut kedatangan para Salesian yang akan menggembalakan mereka.

Wilayah ini dilalui jalan trans Flores yang sedang dibangun dengan biaya anggaran negara/ nasional, berhubung pentingnya trans antar kabupaten di Pulau Flores ini. Yang juga sangat penting ialah wilayah pantai utara ini merupakan bagian dari wisata premium Labuan Bajo yang sedang dibangun secara besar-besaran oleh negara Republik Indonesia.

Sampai dengan awal tahun 2022 ini, para SDB tinggal di sebuah rumah kontrakan di kota Labuan Bajo, sambil menjalankan pastoral menggembalakan umat di stasi-stasi pesisir tersebut. Ketika pastoran sudah selesai dan layak dipakai, maka mereka akan menetap di Gerak – Boleng ini.

Please Share: